Dalam surat Ar-Rum 41-42 Allah berfirman: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Yang mempersekutukan Allah dalam konteks ayat ini adalah orang-orang zalim dan orang-orang yang sok berkuasa atau diktator, menganggap dirinya Tuhan (musyrik).
Kenapa Allah membenci perusak bumi? Karena para perusak bumi adalah orang-orang zalim. Mereka adalah orang-orang yang merusak keadilan.
Baca Juga: KH Amidhan: Wilders, Aboutaleb, dan Seedorf: Islam di Belanda
Dalam Quran, Allah berkali-kali mengingatkan manusia untuk berbuat adil dalam segala hal. Ini karena keadilan adalah penopang kehidupan alam semesta. Manusia berperang dan global warming meningkat, penyebab utamanya adalah rusaknya keadilan. Itulah sebabnya Sayyidina Ali menyatakan, tegakkan keadilan meski langit akan runtuh. Karena hanya dengan keadilan, kehidupan di bumi dan langit tegak dan kokoh.
Bagi bangsa Indonesia, bermuhasabah di pergantian tahun 2024-2025 ini sangat penting. Karena di periode tersebut terjadi banyak peristiwa politik yang memanaskan kehidupan bernegara. Mulai dari debat dan kompetisi politik yang terjadi pada proses pemilu, pilpres dan pilkada, sampai peristiwa-petistiwa "panas" yang terjadi sesudahnya.
Dalam muhasabah mengakhiri tahun 2024, bangsa Indonesia perlu "bertobat" untuk tidak mengulangi kecurangan dan segala macam kesalahan yang terjadi dalam mengarungi proses politik pemilu, pilpres, dan pilkada.
Baca Juga: Syaefudin Simon: Amidhan dan Islamic Center Jonggol
Seterusnya untuk menyongsong tahun baru 2025, bangsa Indonesia harus bertekad untuk memperbaiki diri dengan menjalankan politik dan pemerintahan yang adil dan beradab. Semoga Allah memberkahi bangsa Indonesia.
*DR. KH Amidhan Shaberah, Ketua MUI (1995-2015)/Komnas HAM 2002-2007. ***