DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Menulis Biografi Jangan Terlalu Memuja atau Menghakimi

image
Satrio Arismunandar (Foto: koleksi pribadi)

ORBITINDONESIA.COM - Dalam penulisan buku biografi, penulis sebaiknya jangan terlalu memuja ataupun menghakimi sang subjek. Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar.

Satrio Arismunandar menanggapi tema diskusi tentang cara menulis biografi. Diskusi daring di Jakarta, Kamis malam, 12 Desember 2024 itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu akan menghadirkan narasumber Ayu Arman, seorang penulis, editor dan buku biografi yang produktif. Diskusi itu akan dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Anick HT.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Cerita Anak Butuh Karakter yang Menginspirasi dan Mirip dengan Mereka

Satrio mengungkapkan, penulisan buku biografi memerlukan perhatian khusus untuk menghasilkan karya yang informatif, menarik, dan menghormati subjek. Pendekatan yang seimbang dan kreatif akan membuat buku biografi lebih bermakna dan berkesan.

“Hindari menulis terlalu bias yang dapat mengurangi kredibilitas. Terlalu memuja atau terlalu menghakimi, sama-sama bisa mengurangi kredibilitas,” tutur Satrio.

Menurut Satrio, penulis biografi perlu menghadirkan perspektif yang objektif. Meskipun penuh penghormatan, penulis tetap harus menjaga keseimbangan dalam menyampaikan fakta.

Baca Juga: Diskusi Kreator Era AI, Satrio Arismunandar: Bagi Jurnalis, AI Hasilkan Informasi dengan Cepat Tetapi Tak Selalu Akurat

“Jangan mengabaikan konsistensi fakta. Hindari spekulasi atau penggunaan informasi yang tidak diverifikasi,” lanjutnya.

“Penulis idealnya mengerjakan riset mendalam. Kumpulkan data dari berbagai sumber seperti wawancara, arsip, dan dokumentasi terpercaya,” ujarnya.

“Penulis biografi tak boleh mengabaikan konteks sejarah atau sosial. Seorang tokoh tidak hadir dalam ruang vakum, tetapi dalam konteks tertentu. Jangan lupa mengaitkan kehidupan si tokoh dengan latar belakang zamannya,” Satrio menjelaskan.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Peran Perempuan Dalam Proses Perdamaian di Aceh Sering Diabaikan

“Penulis juga perlu membuat kronologi yang jelas. Susun cerita secara runtut agar pembaca mudah mengikuti perjalanan hidup sang tokoh,” ucap Satrio.

Halaman:
1
2

Berita Terkait