Presiden Volodymyr Zelenskyy: Ukraina Ingin Wilayah yang Dikuasai Rusia Kembali Lewat Jalur Diplomasi
- Penulis : M. Ulil Albab
- Selasa, 03 Desember 2024 02:20 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Senin, 2 Desember 2024 menyatakan bahwa Kiev ingin merebut kembali wilayah yang saat ini dikuasai Rusia melalui jalur diplomasi.
"Pasukan kami tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk merebut kembali beberapa wilayah, seperti Krimea. Itu fakta. Kita harus menemukan solusi diplomatik," ujar Presiden Ukraina Zelenskyy dalam wawancara dengan media berita Jepang.
Zelenskyy menambahkan bahwa solusi diplomatik hanya bisa dipertimbangkan jika Ukraina yakin bahwa mereka cukup kuat untuk mencegah aksi militer lebih lanjut dari Rusia.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden: Serangan Rudal dan Pesawat Nirawak Rusia ke Ukraina "Keterlaluan"
Menegaskan kembali bahwa dukungan dari mitra internasional untuk Kiev "belum cukup," Zelenskyy mendesak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) segera mengundang Ukraina ke pembicaraan keanggotaan.
Zelenskyy menyebut perang yang dimulai pada 2022 itu telah memasuki 'periode yang rumit," sambil mengeklaim bahwa sekitar 12.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah perbatasan Rusia di Kursk, yang diserang Ukraina pada Agustus lalu.
Menurutnya, "tak dapat disangkal" bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggunakan tentara Korea Utara sebagai 'umpan meriam' untuk mengurangi kerugian di pihak Rusia.
Baca Juga: Josep Borrell: Respons Uni Eropa atas Perang Ukraina dan Gaza Kerap Bermuka Dua
Presiden Ukraina juga menyatakan memiliki informasi mengenai korban di antara tentara Korea Utara di garis depan, tetapi tidak memberikan rincian angka yang spesifik.
Zelenskyy mengatakan bahwa Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan pemerintahan barunya mengetahui posisi Ukraina serta "rencana kemenangan" mereka. Tim Trump disebut sedang mempelajari isi dari rencana tersebut.
"Tetapi tidak akan ada kapitulasi dari pihak Ukraina," tegas Zelenskyy, seraya menambahkan bahwa ia berharap dapat mengadakan pembicaraan lebih lanjut dengan Trump untuk menjelaskan "beberapa hal secara lebih rinci."
Baca Juga: Mantan Dubes AS: Donald Trump Akan Fokus Mendorong Penyelesaian Konflik di Ukraina dan Timur Tengah
Konflik antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada 2014 semakin memanas pada Februari 2022 ketika Rusia meluncurkan apa yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus.” ***