DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol Peringatkan Korea Utara untuk Tidak Gunakan Senjata Nuklir

image
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (ANTARA FOTO)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa, 1 Oktober 2024 memperingatkan bahwa Korea Utara akan menghadapi akhir dari rezimnya jika mencoba menggunakan senjata nuklir. 

Yoon Suk Yeol memperingatkan Korea Utara bahwa tindakan tegas dan kuat kemungkinan akan diambil oleh Korsel melalui aliansi dengan Amerika Serikat. 

Yoon Suk Yeol menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidatonya saat memperingati ulang tahun ke-76 Angkatan Bersenjata Korsel, seiring dengan ancaman nuklir Korea Utara yang semakin intensif. Bulan lalu, Korut untuk pertama kalinya mengungkapkan fasilitas pengayaan uranium kepada publik.

Baca Juga: Vino G. Bastian: Film Adaptasi "My Annoying Brother" Hadirkan Kisah Lebih Melokal dari Versi Korea

“Militer kami akan segera membalas provokasi Korea Utara berdasarkan kemampuan tempur yang kuat dan posisi kesiapan yang solid,” kata Yoon dalam upacara peringatan di Pangkalan Udara Seoul di Seongnam, tepat di selatan ibu kota. 

“Hari itu akan menjadi akhir rezim Korea Utara," ucapnya.

Yoon mengecam Korut karena mengancam Korea Selatan dengan senjata nuklir, dan, rudal, serta berbagai provokasi, namun mengabaikan penderitaan rakyatnya sendiri.

Baca Juga: Kedubes Korea Selatan, Kuasa Usaha Park Soo Deok: K-Festival 2024 untuk Saling Tukar Budaya Korea-Indonesia

“Setelah melakukan provokasi yang tercela seperti mengirim balon berisi sampah dan serangan pengacauan GPS, mereka kini melangkah lebih jauh dengan mengklaim teori ‘dua negara bermusuhan’, bahkan menyangkal kemungkinan reunifikasi,” katanya.

Yoon mendesak rezim Pemimpin Korut Kim Jong Un agar jangan mengkhayal bahwa senjata nuklir menjamin keamanan negaranya. 

Presiden Korsel berjanji untuk membangun militer yang kuat dan memperkuat posisi keamanan berdasarkan aliansi yang kokoh dengan AS, serta kerja sama trilateral bersama Jepang.

Baca Juga: Korea Utara: Bantuan Militer AS ke Ukraina Adalah Kesalahan Besar yang Bisa Memicu Bencana Nuklir

"Perdamaian palsu yang didasarkan pada niat baik musuh, hanyalah fatamorgana,” kata Yoon.

Sejarah, katanya menambahkan, telah membuktikan bahwa satu-satunya cara untuk menjaga perdamaian adalah dengan memperkuat kekuatan sehingga musuh tidak berani menantang.***

Sumber: Antara

Berita Terkait