DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Ribuan Umat Merayakan Hari Raya Galungan di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar Bali

image
Pemedek atau umat yang merayakan Hari Raya Galungan (kemenangan atas adharma/keburukan) mengikuti persembahyangan di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Bali, Rabu, 25 September 2024. ANTARA/Rolandus Nampu

ORBITINDONESIA.COM - Ribuan pemedek atau umat di sekitar Kota Denpasar merayakan Hari Raya Galungan atau kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan) di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Bali, Rabu, 25 September 2024.

Pemangku Jan Banggul Pura Agung Jagatnatha Denpasar Ida Bagus Saskara saat ditemui di sela-sela upacara mengatakan puncak kedatangan pemedek pada perayaan Galungan yang jatuh pada Buda Kliwon Dungulan di Pura yang ada di jantung Kota Denpasar itu diperkirakan terjadi pada siang nanti.

"Sudah dari tadi pagi sekitar jam 07:00 Wita masyarakat sudah hadir untuk melakukan persembahyangan, sepertinya sampai siang nanti pun puncak kehadiran masyarakat yang sembahyang akan lebih banyak lagi," kata Askara.

Baca Juga: Contoh Teks Doa agama Hindu bisa Dibaca pada HUT ke 78 RI 17 Agustus dengan Pesan Persaudaraan

Menurut keterangan Saskara, umat yang hadir pada pagi hari mencapai lebih dari 500 orang, sementara umat yang datang pada sore hari bisa mencapai 1.000 orang bahkan lebih.

Karena areal Pura Agung Jagatnatha terbatas, maka waktu untuk berdoa kepada Sang Hyang Widhi Wasa dibatasi sesuai kapasitas pura. Ibadah di tempat itu pun dipandu oleh beberapa pemangku yang sudah dibagikan. Adapun ibadah dibagi menjadi tiga sesi mulai pagi pukul 09.00 Wita, hingga berakhir pada sesi malam pukul 22.00 Wita.

Dalam pantauan ANTARA di lapangan, para pemedek yang merayakan Galungan di Pura Agung Jagatnatha Denpasar sudah terlihat memadati area pura. Sekitar pukul 11.00 Wita, tampak antrian panjang di luar pintu masuk pura yang menunggu jadwal persembahyangan.

Baca Juga: Umat Hindu Papua Rayakan Hari Raya Galungan di Jayapura, Sebagai Kemenangan Dharma

Sebanyak 12 orang pecalang (pengamanan desa adat) yang bertugas pun berjaga di pintu masuk untuk mengatur lalu lintas keluar masuk bagi pemedek.

Di sekitar Pura Agung Jagatnatha tampak dihiasi penjor, tedung dan pernak-pernik sakral lainnya yang didominasi warna kuning dan putih. Hiasan sakral itu dimaknai sebagai Dharma dan Adharma, yang melambangkan kebaikan dan keburukan.

Saskara mengatakan perayaan Galungan menjadi momentum untuk berbenah diri, menjaga persatuan antara umur di tengah situasi Pilkada Bali.

Baca Juga: Ketua PHDI Kota Denpasar I Made Arka: Dalam Dua Tahun Terakhir Ada 373 Orang Masuk Hindu di Denpasar Bali

"Harapannya pelaksanaan Galungan ini merupakan suatu momen yang sangat baik apalagi dikaitkan dengan Pilkada Bali, ayo bersama-sama calon pemimpin masyarakat yang ada di Bali melakukan persembahyangan sehingga semuanya jadi lebih dekat. Mari kita rayakan Galungan dengan suka cita," katanya.

Halaman:
Sumber: Antara

Berita Terkait