DECEMBER 9, 2022
Internasional

Riyad Al-Maliki: Israel Sengaja Serukan Perang Regional untuk Singkirkan Keberadaan Demografis Wilayah Palestina

image
Penasihat Presiden Palestina untuk Urusan Luar Negeri Riyad Al-Maliki (tengah) bersama Dubes Palestina Zuhair Al-Shun (kanan) dalam diskusi bertema Palestine's Never-Ending Struggle for Statehood, Human Rights, and Justice di Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2024. (ANTARA/Asri Mayang Sari)

ORBITINDONESIA.COM - Penasihat Presiden Palestina untuk Urusan Luar Negeri Riyad Al-Maliki menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sengaja menyerukan perang regional untuk menyingkirkan keberadaan demografis wilayah Palestina.

"Satu-satunya cara bagi Netanyahu untuk dapat menyingkirkan demografi Palestina tersebut yakni menyerukan perang regional. Tidak hanya perang terbatas di Gaza, namun perang yang melampaui Gaza. Itulah satu-satunya cara untuk dapat mengubah peta wilayah," kata Riyad Al-Maliki dalam diskusi bertema Palestine's Never-Ending Struggle for Statehood, Human Rights, and Justice di Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2024.

Riyad Al-Maliki berpendapat bahwa dengan menggambar ulang peta wilayah, maka ada kemungkinan untuk menyingkirkan warga Palestina yang tinggal di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Baca Juga: Retno Marsudi: Wakil Palestina Riyad Al-Maliki Jadi Tamu Perdana Gedung Pancasila Usai Dipugar di Kemlu RI

Itulah sebabnya, lanjut Al Maliki, Netanyahu berusaha menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik. "Itulah mengapa dia (Netanyahu) ingin memperluas perang hingga ke luar Gaza, Tepi Barat ke Lebanon, Suriah, Irak, Iran, Yaman dan di mana-mana," katanya.

Menurut Al Maliki, Netanyahu mengira bahwa dengan melakukan ekspansi perang dirinya yakin bahwa Amerika Serikat akan membelanya dan mendukungnya.

"Jadi dia percaya ini adalah satu-satunya cara jika dia ingin menyingkirkan keberadaan Palestina, kehadiran fisik dari blok demografi populasi tersebut, terutama di Tepi Barat," katanya.

Baca Juga: Kanselir Jerman Olaf Scholz: Timur Tengah Tak Akan Damai Tanpa Negara Palestina yang Merdeka

Al Maliki menambahkan, Israel berniat untuk membuat Gaza tidak layak dihuni, kendati masih ada orang-orang yang tinggal di sana, mereka tidak akan mampu bertahan hidup.

"Jadi itulah alasannya. Dia tidak hanya bermaksud membunuh orang, menghancurkan semuanya, sekolah, rumah sakit, jalan, infrastruktur, gereja, masjid dan semuanya. Jadi, meskipun ada orang yang tertinggal di Gaza, tidak akan ada cara bagi mereka untuk bertahan hidup," katanya menambahkan.

Lebih dari 40.000 orang, kebanyakan anak-anak dan perempuan, terbunuh dalam serangan Israel yang hingga kini masih berlangsung di Jalur Gaza.

Baca Juga: Ribuan Orang Protes Dukungan AS untuk Israel di Konvensi Demokrat, Serukan Pembebasan Palestina

Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Kedutaan Besar Palestina mengelar diskusi yang membahas isu Palestina di Sekretariat FPCI di Jakarta pada Selasa.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait