PM Australia Anthony Albanese Kecam Oposisi Karena Picu Ketakutan tentang Visa Warga Palestina dari Gaza
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 19 Agustus 2024 00:31 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Minggu, 18 Agustus 2024, sekali lagi menolak seruan oposisi untuk melarang warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza memasuki Australia, dengan mengatakan hal itu dapat "memicu ketakutan."
Pemimpin oposisi Peter Dutton telah menyerukan penghentian migrasi dari wilayah pesisir Palestina yang terkepung, dengan alasan bahwa kedatangan orang-orang dari zona perang ke Australia "membahayakan keamanan nasional."
Albanese, yang sebelumnya telah mengkritik Dutton atas seruannya, mengatakan bahwa retorika dari koalisi tersebut menyebabkan perpecahan di masyarakat Australia pada saat kepala keamanan menyerukan "kohesi sosial," menurut laporan dari stasiun penyiaran lokal SBS News.
Baca Juga: COVID 19 Varian Baru Melanda Australia: Cepat Menular
"Apa yang dilakukan Peter Dutton? Dia tidak berbicara tentang masalah-masalah yang menjadi perhatian rakyat Australia, yang dia lakukan adalah mencoba memicu ketakutan," kata Albanese kepada wartawan di Sydney.
"Faktanya adalah bahwa saat ini perbatasan memang ditutup, tentu saja, melalui penyeberangan Rafah," tambahnya.
Hingga saat ini, sekitar 2.922 visa untuk warga Palestina yang melarikan diri telah disetujui, dengan 1.300 di antaranya telah tiba "dengan selamat" di Australia, menurut data dari Departemen Dalam Negeri.
Baca Juga: Imigrasi Buru Otak Penyelundupan Manusia ke Australia
Sedangkan, data tersebut juga menunjukkan bahwa 7.100 visa dari wilayah Palestina telah ditolak.
Dutton pada Minggu kembali mengulangi seruan untuk melarang pemberian visa hingga proses penyaringan keamanan bisa "dijamin."
"Kita tidak bisa memastikan siapa mereka, kecuali pemeriksaan latar belakang yang menyeluruh dilakukan," katanya dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan pada Minggu.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Mpox Terjadi di Australia, 35 Kasus Cacar Monyet Dilaporkan Dalam 15 Hari Terakhir
Komentar Dutton telah menuai kritik dari Partai Buruh, Partai Hijau, beberapa anggota parlemen independen, dan kelompok-kelompok Palestina.