DECEMBER 9, 2022
Kolom

Rastono Sumardi: Surat Cinta untuk Bapak Prabowo Subianto

image
Prabowo Subianto (Foto: Antara)

ORBITINDONESIA.COM - Sebagai anak bangsa, mencintai tanah air adalah sumpah sejati. Perjalanan NKRI tentu penuh dinamika yang menguras urat syarat dan urat nadi.  Dari pemimpin satu ke pemimpin lain, rakyat sulit mendapat kepuasan seutuhnya.

Tapi yang pasti negeri ini makin hari makin maju. Saya yang lahir di era 70-an masih merasakan masa dulu harus berjalan kaki berkilo-kilo menyusuri jalannya berlumpur untuk pergi ke sekolah, belajar tanpa lampu listrik hanya lampu botol, kini tempat saya kecil jalan sudah beraspal, anak-anak ke sekolah naik kendaraan roda dua atau roda empat, belajar dengan cahaya lampu yang terang.

Dalam penjelasan sederhana ini saya ingin mengatakan Indonesia terus berkembang ke arah lebih baik hasil dari kerja kerja pemimpin kita dari masa ke masa.

Baca Juga: Prabowo Subianto Ungkap Ketertarikannya pada Energi Nuklir Saat Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin

Tapi ada yang mundur dalam pandangan saya, soal etika terutama kepada  pemimpin atau orang yang lebih tua atau orang yang dtuakan. Pemimpin sekarang berada di era keterbukaan informasi dan kebebasan berpendapat. Sisi lain ini demokrasi sudah terbuka, tapi di sisi lainnya etika dan moral tampak merosot terhadap pemimpin.  

Tapi pemimpin tetap saja melayani walau harus mandi hujatan dan kritikan tajam dari kelas intelektual sampai kelas rakyat bisa. Orang kota maupun orang desa mereka terasa bebas menilai pemimpin dan memberi pendapatnya secara terbuka dan tanpa etika moral. Sedih melihat pemandangan itu.  

Pesan yang ingin saya sampaikan kepada Bapak Prabowo, perlu dikonsep kembali soal revolusi mental bangsa. Masyarakat tetap mendapat ruang untuk berpikir kritis namun tetap mampu menjaga etika dan kesopanan sebagai bangsa yang berperadaban dan berkebudayaan. 

Baca Juga: Airlangga Hartarto: Peluang PKS Gabung Koalisi Indonesia Maju Tergantung Keputusan Prabowo Subianto

Karakter dan budaya bangsa harus menjadi perhatian serius Pak, agar menjadi negeri yang maju dan berperadaban luhur.  Negeri ini harus mau membayar mahal para pemikir dan pakar untuk merumuskan kemajuan kemajuan bangsa ketimbang membayar mahal para pengoceh yang tidak punya kemampuan kerja apa apa untuk negeri ini, hanya menjadi sensasi verbalis yang tidak produktif.

Bukankan kita punya banyak ahli? Jangan biarkan mereka jadi pengoceh saja di forum forum debat, tapi mereka ruang untuk berbuat bersama sama untuk bangsa.

Saya sadar betul Bapak Prabowo telah melewati banyak ujian yang panjang untuk menjadi pemimpin negeri ini. Sejak masih menjadi prajurit sampai saat terjun di panggung politik yang berkali kali gagal jadi presiden. Bapak sudah punya memori yang cukup untuk mengenali Indonesia dengan segala potensinya. 

Baca Juga: Rusia Berencana Buka Konsulat Jenderal di Bali, Prabowo: Bisa Meningkatkan Kerja Sama Pariwisata

Pesan saya kepada Bapak Prabowo: Dengarkan, rangkul, berdayakan segala potensi untuk membangun negeri dengan semangat nasionalisme dan gotong royong. Jangan biarkan negeri ini dipenuhi dengan orang yang hanya bisa omon-omon.

“1000 Kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak”, itu kata yang sering bapak ucapkan pada pidato-pidato. Bapak memberikan kesan sebagai orang yang terbuka dan suka bekerjasama dengan semua orang itu yang kami inginkan.

Saya juga terkesan atas pandangan bapak soal kemiskinan, soal kecerdasan anak bangsa. Anak Indonesia jangan menjadi stunting. Bapak ingin anak Indonesia sehat dan cerdas agar ke depan bisa menjadi penerus bangsa yang maju dan berdaya saing.

Baca Juga: Menhub Budi Karya Sumadi Optimistis Program Tol Laut Berlanjut di Pemerintahan Baru Prabowo-Gibran

“Tak ada anak-anak Indonesia yang kelaparan, yang kurang gizi, stunting, mereka harus bisa makan yang bergizi dan minum susu biar sehat dan cerdas,”  kurang lebih begitu yang Bapak Prabowo sering katakan.

Lahirlah program makan siang gratis di sekolah untuk seluruh anak Indoenesia. Memang ini program yang berat karena akan menguras keuangan negara yang besar.

Tapi mendingan uang negera dipakai memberi makan anak anak bangsa agar jadi sehat dan cerdas ketimbang memberi makan para koruptor atau mereka mereka yang mengatas namakan rakyat tapi mereka yang kenyang dan rakyat tetap lapar. Terlepas bagaimana program ini kedepan saya menangkap keinginan emosial bapak, tak ingin ada rakyat kelaparan dan kurang gizi. 

Baca Juga: AMPI Uji Coba Makanan Bergizi Gratis Seharga Rp14.900 Sebagai Wujud Dukungan Pada Program Prioritas Prabowo

Memberi makan itu mulia pak. Maju terus pak Prabowo wujudkan keinginanmu memberi makan rakyatmu, anak-anak negeri  masih banyak pergi ke sekolah tanpa sarapan. Kalau sarapan juga hanya dengan nasi dan sambal tanpa protein yang cukup.

Saya adalah contoh di masa sekolah dulu, sering merasa lapar di sekolah, bisa jajan kalau ada kebaikan dari teman sekolah. Banyak teman teman seangakatan yang harus putus sekolah karena mereka tidak sanggup menderita. Tapi syukurlah saya secara pribadi lolos dari kondisi itu. Alhamdulillah tidak stunting dan bisa sekolah hingga perguruan tinggi dengan modal ketabahan dan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sang pemilik kehidupan.

Selanjutnya pesan saya ke Bapak Prabowo, setelah anak-anak indonesia tidak kelaparan dan bergizi cukup dan mereka menjadi anak sehat dan cerdas, maka Bapak Prabowo tolong pikirkan pendidikan mereka. Jadikan mereka menjadi anak anak yang berilmu dan terampil melalui pendidikan yang berkualtas.  

Baca Juga: Presiden Jokowi Pimpin Rapat Terbatas, Bahas RAPBN 2025 yang Akomodasi Program Prabowo-Gibran

Bapak harus pikirkan agar anak anak negeri semua mendapat kesempatan untuk berpindidikan yang cukup, mereka menjadi ahli dan terampil sesuai bakat mereka. Pendidikan gratis sampai S1 atau minimal D3 harus harus di jamin oleh negara.

Berikutnya Bapak Prabowo harus memberikan kesempatan anak-anak negeri bekerja dengan upah yang sesuai. Kebijakan ketenagaan baik di pemerintah maupun swasta memberikan kesepantan yang luas mulai dari ulusan SMA/SMK sampai para sarjana terutama lulusan D3 sebagai tenaga terampil.

Soal pengangguran harus dipikirkan, Pak. Apa gunakan kita selalu bicara bonus demografi tapi faktanya tak ada lapangan kerja atau tidak punya tenaga kerja yang berkualitas. Bonus demografi ini harus bapak sambut dengan meningkatkan kualitas profesional dan lapangan kerja yang semakin luas.

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Tekankan Ingin Perkuat Kerja Sama RI-AS Saat Terima Dubes Baru AS Kamala Shirin Lakhdir

Apa artinya banyak lulusan sarjana tapi lapangan kerja tidak tersedia. Hanya percuma saja Pak, kalau hanya menciptakan penganguran berpendidikan. Jadi relevansi pendidikan dan lapangan kerja harus selaras.

Bapak Prabowo, yang saya cintai

Kita punya sumber daya alam yang melimpah ruah. Kita juga punya pelaku usaha baik BUMN maupun swasta. Beri dorongan mereka untuk mengelola sektor sektor usaha yang mampu menyerap tenaga kerja. Kembangkan menjadi dunia usaha dan dunia industri yang kompetitif dan mampu bersaing di manca negara dan pikirkan agar dapat meningkatkan pendapatan negera secara efektif.

Baca Juga: Prabowo Subianto Yakinkan OIKN: Uang Anggaran Pemerintah Selanjutnya untuk Selesaikan IKN Cukup Besar

Kita harus mampu menangkap peluang pasar global. Jangan hanya jadi  pasar bagi negara lain. Kita hanya jadi konsumen yang memperkaya negara lain. Kita negera terbesar ke-4 di dunia lho, kita perlu mengelola bonus demografi ini, Pak.

Kelolalah sumber daya alam dengan bijaksana untuk kepentingan kemakmuran bangsa. Tingkatkan pendapat negara dengan tidak menambah beban orang kecil, dengan cara yang cerdas agar bapak bisa menjamin rakyat indonesia tak ada yang susah makan lagi, susah berobat, susah bersekolah dan susah cari kerja.

Kalau masih benar benar susah karena keterbatasan sumber daya manusia maka Bapak harus menjamin rakyat miskin sebagai tanggung jawab pemimpin dan negara.

Baca Juga: Partai Perindo Merapat dan Mendukung Pemerintahan Prabowo Subianto

Pak Prabowo, kita punya banyak kampus juga kita juga banyak profesor, gunakan para profesor itu yang sudah berilmu tinggi, sudah mendapat tunjangan guru besar dari negara agar mampu mengasilkan karya karya inovasi yang dapat melahirkan produk-produk teknologi dalam negeri yang beradaya saing.  

Jangan hanya di suruh membuat penelitian dan hanya berakhir di publikasi Jurnal ilmiah tanpa dimanfaatkan dalam dunia nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perbanyak Hak Paten dari anak bangsa untuk daya saing pengetahuan dan tekologi.

Pak Prabowo, Petani kita jangan bapak lupakan. Bapak sudah janji akan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. Jangan lagi mereka tak punya pupuk, atau beli pupuk mahal, harga jual hasil panen tidak menentu. Petani selalu di hantui kerugian-kerugian karena biaya operasi yang mahal.

Petani Indonesia harus mampu memberi makan rakyat indonesia dan mereka pun sanggup memberi makan untuk keluarganya. Kendalikan impor hasil hasil pertanian jangan ada konspirasi bisnis yang merugikan petani, Pak.

Maaf pak prabowo, sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan, tapi sebagian yang saya sampaikan ini sebagai bentuk dorongan moril kepada Bapak Prabowo, yang tidak lama lagi dilantik jadi Presiden RI, Semoga Bapak sehat dan selalu dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Esa.

Apa yang bapak sudah yakini, kerjakan dengan penuh tanggungjawab. 

Seorang patriot tak pernah mudur di medan perang.

Mohon maaf jika ada kata kata yang tidak berkenan.

Merdeka, Dirgahayu Ke - 79 RI, Nusantara Baru, Indonesia Maju

Luwuk, 17 Agustus 2024

Dari Rakyatmu di sudut negeri

Rastono Sumardi

Sumber: bonuasastra.kim.id

Berita Terkait