DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

ECDC: Sudah 69 Kasus Virus West Nile Ditemukan di Eropa, Penyebarannya Melalui Gigitan Nyamuk

image
Ilustrasi - Nyamuk yang menyebarkan virus West Nile atau WNV di Eropa (Foto: CDC)

ORBITINDONESIA.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) mengungkapkan bahwa 69 kasus infeksi virus West Nile (WNV) dikonfirmasi telah terjadi di benua itu dalam tujuh bulan terakhir, di tengah kondisi cuaca yang mendukung penyebarannya.

Jumlah kasus virus West Nile itu masih berada dalam kisaran perkiraan sebelumnya, kata ECDC pada Senin, 12 Agustus 2024.

"Pada 2024 hingga 31 Juli, delapan negara di Eropa melaporkan 69 kasus infeksi virus West Nile pada manusia yang ditularkan secara lokal," kata ECDC, institusi yang berbasis di Swedia itu dalam pernyataannya.

Baca Juga: Cegah Hepatitis B pada Bayi, Kemenkes Mulai Suntikkan Antivirus ke Ibu Hamil

Kasus-kasus tersebut dilaporkan oleh Yunani (31), Italia (25), Spanyol (5), Austria (2), Hongaria (2), Serbia (2), Prancis (1), dan Romania (1).

Sedangkan delapan kematian akibat WNV dilaporkan terjadi di Yunani (5), Italia (2), dan Spanyol (1).

"Di seluruh Eropa, total kasus yang dilaporkan sepanjang tahun ini berada dalam kisaran yang diperkirakan. Indikator klinis dan tingkat keparahan juga serupa dengan tahun-tahun sebelumnya," kata ECDC.

Baca Juga: 4 Miliar Orang Berisiko Terinfeksi Virus Demam Berdarah

Penyebaran WNV didukung cuaca hangat dan lembab yang melanda negara-negara Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir.

Jumlah kasus diperkirakan akan bertambah hingga September, kata ECDC.

Virus West Nile menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Virus ini tidak menyebar antarmanusia.

Baca Juga: Wabah Virus Lassa di Nigeria Sebabkan 156 Orang Meninggal Dalam 4 Bulan Terakhir

Dari mereka yang terinfeksi, 20 persen di antaranya akan mengalami gejala seperti flu, sakit kepala, demam, muntah, dan diare. Kasus yang parah bisa menimbulkan penyakit neurologis, seperti ensefalitis, meningitis, dan poliomyelitis.

Penyakit ini bersifat endemik di wilayah tropis dan subtropis, tetapi semakin banyak kasus yang dilaporkan oleh negara-negara non-tropis seperti Spanyol dan Yunani.

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau obat untuk mencegah dan mengobati demam West Nile.***

Sumber: Antara

Berita Terkait