KSAL Muhammad Ali: Latihan Armada Jaya 2024 Fokus ke Papua Karena Ada Ancaman Penyelundupan Senjata
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 07 Agustus 2024 04:55 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkap alasan wilayah utara Indonesia Timur menjadi fokus Latihan Armada Jaya 2024, karena ada ancaman penyelundupan senjata ke Papua sehingga perlu diwaspadai oleh TNI AL.
Menurut Muhammad Ali, Latihan Armada Jaya Ke-42 Tahun Anggaran 2024 merupakan latihan puncak TNI Angkatan Laut yang mengangkat dua wilayah sebagai sorotan (trouble spot), yaitu wilayah utara Indonesia Barat dan wilayah utara Indonesia Timur.
“(Wilayah) timur yang paling penting sebenarnya masalah Papua itu ya. Itu kami utamakan, jangan sampai ada masuknya selundupan senjata ke Papua. Itu yang kami perketat sekarang, dari laut terutama,” kata Laksamana Muhammad Ali saat ditemui pada sela-sela kegiatannya di Wisma Elang Laut, Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca Juga: Kapal Perang TNI AL KRI R.E. Martadinata Berlayar ke Hawaii Ikut Latihan Bersama Rimpac 2024
Dia menjelaskan beberapa kasus penyelundupan senjata lintas negara pernah terjadi di Indonesia. Sebagian besar, senjata-senjata ilegal itu didatangkan dari Filipina.
“Ada pengalaman dari Filipina, senjatanya masuk, tetapi sudah berhasil kami cegah,” sambung Laksamana Ali.
Dia menyebut dalam salah satu kasus, TNI AL berhasil menggagalkan penyelundupan senjata yang masuk dari luar negeri ke Nabire, Papua Tengah.
Terkait jenis senjata yang rawan diselundupkan itu, Ali menyebut mayoritas senjata-senjata ringan.
Di lokasi berbeda, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata saat jumpa pers di Markas Komando Koarmada RI, Jakarta, Selasa, menjelaskan wilayah utara Indonesia Timur menjadi salah satu trouble spot Latihan Armada Jaya tahun ini karena mempertimbangkan kasus-kasus penyelundupan senjata dari Filipina ke Papua.
“Kapal-kapal perang kita atau jajaran (kapal) di armada masing-masing mewaspadai semua kemungkinan yang mengarah kepada penguatan OPM di Papua,” kata Laksdya Denih Hendrata menjawab pertanyaan ANTARA.
Baca Juga: Kapal Perang Angkatan Laut Vietnam Sandar di Surabaya, Jajaki Peningkatan Kerja Sama dengan TNI AL
Dia menjelaskan penyelundupan senjata itu sering kali menggunakan modus operandi loncat katak — istilah yang merujuk pada aktivitas jual beli dengan sistem terputus.
“Munculnya, itu misalnya ada di Selat Malaka, dia kirim ke Batam, loncat ke mana. Itu modus, karena kalau misalnya langsung bisa ketahuan. Nah, kalau misalnya loncat katak itu bisa dipecah, dipecah dengan jumlah senjatanya atau amunisinya,” kata Pangkoarmada RI yang juga menjabat sebagai Pemimpin Umum Latihan Armada Jaya Ke-42 Tahun Anggaran 2024.
Di lokasi yang sama, Pangkoarmada RI lanjut menjelaskan alasan wilayah utara Indonesia Barat yang juga menjadi salah satu trouble spot Latihan Armada Jaya tahun ini.
Baca Juga: Prajurit Marinir TNI AL Terima Pembekalan Perawatan Korban Saat Perang di Latma Rimpac Hawaii
“Kami (fokusnya) menegakkan kedaulatan, juga hukum, menguji doktrin yang sebetulnya lebih kepada bagaimana menguji doktrin, aturan, menyesuaikan dengan peperangan modern saat ini,” kata Denih Hendrata.
Latihan Armada Jaya Ke-42 yang dibuka Senin, 5 Agustus 2024 oleh Pangkoarmada RI di Surabaya, Jawa Timur, digelar pada 5–15 Agustus 2024 secara serentak di markas-markas TNI AL, dan diikuti jajaran pimpinan serta komandan TNI Angkatan Laut. Dalam latihan puncak TNI Angkatan Laut tahun ini, latihan menggunakan format gladi posko, dan tidak dilanjutkan dengan manuver lapangan (manlap).
Dalam waktu 10 hari, para peserta latihan mengikuti rangkaian gladi posko, yang materi utamanya proses pengambilan keputusan militer (PPKM), kemudian diikuti dengan uji rencana operasi dengan simulasi taktik/tactical floor game (TFG).
Baca Juga: KRI Bima Suci Mulai Misi Muhibah ke Asia Timur Sampai Rusia, Bawa 189 Taruna Akademi TNI AL
Beberapa operasi militer yang direncanakan dalam Latihan Armada Jaya Ke-42 mencakup operasi laut gabungan, operasi amfibi, operasi pendaratan administrasi, dan operasi pertahanan pantai.
Dalam latihan itu, Komando Armada I bertugas sebagai Komando Tugas Gabungan Pertahanan Pantai, yang dipimpin oleh Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi sebagai Panglima Komando Tugas Gabungan Pertahanan Pantai.
Sementara itu, Komando Armada II TNI AL bertugas sebagai Komando Tugas Gabungan Amfibi yang dipimpin oleh Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo sebagai Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi.***