Pemerintah Jakarta Sebar 25 Psikolog di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 30 Juli 2024 08:42 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah Provinsi Jakarta menyiagakan 25 psikolog di 25 Puskesmas dan 11 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk membantu menangani pasien dengan masalah kesehatan mental termasuk depresi.
"Jakarta sebenarnya sudah sangat mudah untuk mendapat bantuan secara mental, psikologis di Puskesmas," kata Penjabat Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Lady Valiant Simbolon dalam acara daring di Jakarta, Senin 29 Juli 2024.
Jadi, katanya, tidak perlu khawatir kemana harus pergi. "Puskesmas jawabannya," katanya.
Baca Juga: Psikolog Patricia Elfira: Paparan Polusi Udara Picu Depresi dan Demensia
Merujuk Kementerian Kesehatan, depresi bukan semata perasaan sedih melainkan sebuah kelainan suasana hati yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku seseorang.
Seseorang yang mengalami depresi mungkin merasa sedih, cemas, kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya disukai, merasa tidak berharga atau memiliki pemikiran negatif yang berulang tentang diri sendiri, kehidupan atau kematian.
"Dua minggu saja kalau sudah ada gejala seperti itu sudah bisa kita curigai depresi. Boleh dekati orangnya untuk ajak ke psikolog supaya tidak sampai ke tahap lebih berat seperti bunuh diri," kata Lady.
Lady mengatakan, ada banyak faktor yang bisa memicu depresi. Salah satunya riwayat anggota keluarga pernah terkena depresi sehingga meningkatkan risiko anggota keluarga lainnya terkena depresi.
Lalu, perubahan kimia otak akibat ketidakseimbangan neurotransmitter yang dapat mempengaruhi suasana hati atau kondisi medis tertentu seperti lansia atau pasien kanker. Pemicu lainnya bisa juga pengalaman hidup penuh tekanan dan kondisi sosial serta lingkungan.
Lady mengemukakan langkah pertama yang bisa dikerjakan diri sendiri kala mengalami perasaan sedih terus-menerus adalah mengakui perasaan itu dan tidak menyepelekan perasaan tersebut.
"Terkadang banyak yang mengelak, padahal sudah mengganggu pola hidup, misalnya, jadi sulit makan, sulit tidur," katanya.