DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Denny JA: Kreator yang Memakai Bantuan AI Untuk Karya Seni Akan Kian Dominan dan Bertahan

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - Sekarang memasuki bab terakhir era kreator yang tak memakain bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

“Bab selanjutnya akan diisi oleh seniman yang memakai AI. Penulis, pelukis, musisi, filmmaker hanya akan survive jika mereka memakai artificial intelligence,” kata Denny JA ketika membuka peluncuran buku kumpulan puisi yang dimusikalisasi oleh AI di Jakarta, Jumat 26 Juli 2024.

Menurut Denny, buku berjudul Ketika Kata dan Nada Berjumpa, yang diterbitkan oleh SATUPENA Jakarta, ini ini adalah yang pertama di Indonesia, mungkin di dunia untuk jenis itu.

Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Paus Fransiskus Mencuci Kaki Rakyat Kecil Indonesia

Buku tersebut ditata musiknya oleh Amal Nasery Basral dengan memakai bantaun AI.

Peluncuran buku terebut disertai diskusi dengan pembicara Akmal Nasery Basral,  Linda Djalil, Wina Sukardi dengan moderator Dwi Sutarjantono.

Aacara ini dilangsungkan di Nomu Kafe, Mahakam, Jakarta, sebuah gesung tempat dipamerkannya 186 lukisan Denny JA dengan bantuan teknologi AI.

Baca Juga: Piala Eropa 2024: Kemenangan Spanyol, Statistik, dan Lahirnya Bintang Baru, Sebuah Ulasan dari Denny JA

Denny JA yang mengutip berita di ABC bulan April 2024 menyebut, sekitar 200 musisi dan pencipta lagu, termasuk Bon Jovi dan Stevie Wonder yang tergabung dalam Artists Rights Alliance, menulis surat terbuka.

Mereka menyuarakan keprihatinan atas dampak negatif AI terhadap hak cipta dan keberlangsungan profesi musisi.

Protes ini berfokus pada beberapa alasan utama. Musisi menyoroti masalah devaluasi musik, di mana AI menciptakan karya yang sangat mirip dengan lagu-lagu yang ada tanpa izin atau kompensasi yang adil kepada pencipta asli.

Baca Juga: Denny JA: Penyair di Payakumbuh Bebas Menyatakan Pendapat, tapi Keliru Mencampuradukkan Puisi Esai dengan SATUPENA

Mereka juga menekankan pentingnya melindungi hak cipta dan memberikan kompensasi yang layak kepada musisi yang karyanya digunakan sebagai bahan pelatihan untuk AI.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait