DECEMBER 9, 2022
Kolom

Jeritan dan Harapan Anak-anak Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia, Espresi Melalui Puisi Esai

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Oleh Denny JA

ORBITINDONESIA.COM - Malam itu, Konsulat Jenderal Indonesia untuk Sabah, Rafail Walangitan, bercerita. Kami duduk bersebelahan.

“Total jumlah migran Indonesia yang ilegal di seluruh Malaysia lebih dari 1 juta orang. Mereka beranak-pinak. Paling banyak mereka berada di Sabah.”

Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Paus Fransiskus Mencuci Kaki Rakyat Kecil Indonesia

“Kita memang serba salah,” ujarnya lebih lanjut. “Di satu sisi, sebagai sesama warga Indonesia, tentu mereka harus kita lindungi. Tapi memang kita tahu juga kedatangan warga secara ilegal ke negara manapun itu terlarang.”

“Untung banyak warga di sini yang juga peduli. Mereka membuat sekolah Indonesia untuk anak-anak pekerja ilegal itu.”

Malam itu, Datuk Jasni Matlani, penerima penghargaan SEA Write 2015, membuat acara “Dinner Bersama Denny JA,” di Kota Kinabalu, Malaysia. Kecuali Konsulat Jenderal, hadir pula Menteri Mohamad Arifin. Saya juga berjumpa dengan pimpinan tertinggi Sabah, Hajiji Noor, keesok harinya.

Baca Juga: Piala Eropa 2024: Kemenangan Spanyol, Statistik, dan Lahirnya Bintang Baru, Sebuah Ulasan dari Denny JA

Dalam Festival Puisi Esai ASEAN ke-3, Juni 2024, rombongan Indonesia hadir ke Sekolah Indonesia di Sabah itu, di Kundasang.

Malam ini, Juli 2024, saya menerima naskah. “Mas Denny, ini karya anak-anak Indonesia di Sabah, dari keluarga migran ilegal itu. Mereka menuliskan kisah mereka dalam puisi esai.”

-000-

Baca Juga: Denny JA: Penyair di Payakumbuh Bebas Menyatakan Pendapat, tapi Keliru Mencampuradukkan Puisi Esai dengan SATUPENA

Terpana saya membaca ekspresi jeritan hati anak-anak pekerja migran ini. Juga terharu ungkapan harapan guru sekolah. Ekspresi dan ungkapan itu disampaikan melalui puisi esai.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Berita Terkait