Internasional
Presiden Iran Terpilih, Masoud Pezeshkian Berusaha Jaga Persahabatan dengan Lawan Politik
Dua warga Iran menunjukan tinta di jarinya usai malakukan Pemilu Presiden di Gedung Diplomatik Iran, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2024. Kedubes Republik Islam Iran di Jakarta mengelar pemilihan umum 2024 untuk memilih presiden bagi warga negara mereka yang tinggal di Indonesia, adapun Pemilu Iran diselenggarakan tepat 50 hari setelah Presiden Ebrahim Raisi wafat dalam sebuah kecelakaan helikopter. Masoud Pezeshkian memenangkan pilpres itu. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/Spt.
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Iran terpilih Masoud Pezeshkian, yang memenangi pemilihan presiden putaran kedua, menyatakan bahwa ia siap untuk mengulurkan tangan untuk menggandeng lawan-lawannya, menyebut mereka "saudara."
"Saya akan mengulurkan tangan persahabatan kepada mereka semua dan akan melibatkan semua orang dalam membangun negara. Lawan-lawan saya adalah saudara-saudara saya," kata Masoud Pezeshkian, yang juga mantan Menteri Kesehatan itu, seperti dikutip Nour News dan dilansir Sputnik, Sabtu, 6 Juli 2024.
Sebelumnya, juru bicara komite pemilu Iran Mohsen Eslami mengatakan Masoud Pezeshkian meraih suara 16.384.403 dan memenangi pemilihan presiden negara tersebut.
Baca Juga: Prosesi Pemakaman Mendiang Presiden Ebrahim Raisi Dimulai di Kota Tabriz, Barat Laut Iran
Pezeshkian seperti dilaporkan Anadolu, mengalahkan Saeed Jalili dari Partai Konservatif yang tertinggal dengan 13.538.179 suara pada putaran kedua yang menghasilkan jumlah pemilih yang relatif lebih tinggi.
Pemungutan suara dibuka pada Jumat pukul 8 pagi waktu setempat di seluruh negeri dan pemungutan suara diperpanjang tiga kali sebelum mencapai puncaknya pada tengah malam dengan lebih dari 30 juta orang memberikan suara.
Jumlah pemilih pada pemilu putaran kedua tercatat lebih dari 50 persen dari total penduduk, jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah pemilih pada putaran pertama sebesar 40 persen dan jumlah pemilih pada pemilu presiden 2021 sebesar 48,8 persen.
Menurut data resmi, sekitar 61 juta warga Iran berhak memilih dalam pemilu selain sekitar 10 juta warga Iran yang tinggal di luar negeri.
Penghitungan suara dimulai segera setelah pemungutan suara ditutup pada tengah malam dan jumlah penghitungan suara tahap pertama diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada pukul 02.30.
Pada awalnya, Pezeshkian unggul tipis dengan 1,26 juta suara berbanding 1,24 juta untuk Jalili. Namun, seiring berjalannya penghitungan, kesenjangan antara kedua kandidat semakin lebar.
Baca Juga: Tidak Ada Bukti Sabotase dalam Kecelakaan Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi
Penghitungan terakhir diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri sekitar pukul 06:45 dengan Pezeshkian memperoleh lebih dari 16,3 juta suara dibandingkan Jalili yang memperoleh 13,5 juta suara, jauh lebih unggul dibandingkan kandidat konservatif.
Sumber: Antara