DECEMBER 9, 2022
Internasional

Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese Serukan Semua Orang Sadar Mengenai Kekejaman di Gaza Palestina

image
Seorang anak Palestina yang menderita kekurangan gizi terbaring di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 2 Juni 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

ORBITINDONESIA.COM - Pelapor khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Palestina Francesca Albanese pada Rabu, 3 Juli 2024, meminta masyarakat di seluruh dunia untuk ‘sadar’ mengenai kekejaman di Gaza.

“Rakyat Jerman, sesama warga Eropa, sesama manusia – tolong, sadar,” kata Francesca Albanese melalui X.

Pernyataan Francesca Albanese muncul setelah dilaporkan bahwa dokter Jerman mengatur evakuasi 32 anak-anak yang terluka parah dari Gaza, namun pemerintah menundanya selama berbulan-bulan dan tidak memberikan visa untuk anggota keluarga mereka karena dugaan masalah keamanan.

Baca Juga: Biro Politik Hamas, Osama Hamdan: Dermaga Buatan AS di Gaza Hanya Sekadar Pertunjukan Politik

“Hanya dehumanisasi mendalam terhadap warga Palestina di Gaza yang akan memungkinkan pemerintah mana pun melihat anak-anak yang terluka parah sebagai ancaman keamanan dan membiarkan mereka mati,” ucapnya.

Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Hampir 38.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, serta sekitar 87.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Baca Juga: Tim Medis Mulai Evakuasi Pasien Rumah Sakit Eropa Gaza, Mengantisipasi Serangan Darat Militer Israel

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.***

Sumber: Antara

Berita Terkait