DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Psikolog Patricia Elfira: Paparan Polusi Udara Picu Depresi dan Demensia

image
Arsip foto - Situasi Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Psikolog Patricia Elfira Vinny mengungkap, selain memberi efek buruk kepada kesehatan fisik, polusi udara juga memicu seseorang menjadi depresi.

Depresi ialah salah satu bagian dari kesehatan mental selain kecemasan, psikosis, dan demensia.

Selain itu, Patricia melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, 1 Juli 2024, mengatakan, ada indikasi bahwa anak-anak dan remaja yang terpapar polusi udara secara terus-menerus akan mengalami kesehatan mental di masa depan.

Baca Juga: Polusi Udara Pengaruhi Tingkat Rawat di Rumah Sakit atau Hospitalisasi Akibat Penyakit Kardiovaskular

Risiko ini akan banyak dialami oleh masyarakat yang tinggal di kawasan metropolitan seperti Jakarta dan sekitarnya.

"Hal ini karena penduduk di kota metropolitan cenderung memiliki kondisi psikososial yang lebih kompleks," katanya.

Pada 1 Juli 2024 pukul 08.00 WIB, IQAir mencatat Jakarta berada di peringkat empat kota paling berpolusi di dunia dengan konsentrasi PM2.5 sebesar 82 mikrogram per meter kubik atau berada pada kategori tidak sehat.

Baca Juga: Simon Lamakadu: DPRD Minta DKI Jakarta Kejar Target Ruang Terbuka Hijau 30 Persen untuk Tekan Polusi

Merujuk pada studi yang dipublikasikan dalam PubMed Central, polusi udara berdampak pada berkurangnya tingkat kebahagiaan seseorang dan juga meningkatkan tingkat gejala depresi.

Sedangkan studi yang diterbitkan pada jurnal Environmental Pollution juga mengungkapkan bahwa ada relevansi meningkatnya risiko depresi dengan paparan polusi udara dalam jangka panjang.

Patricia mengatakan kemacetan yang dialami setiap hari di tengah kualitas udara yang buruk hingga masalah finansial dan tekanan pekerjaan menjadi faktor pendukung yang membuat masyarakat di wilayah metropolitan yang berpolusi udara tinggi lebih rentan terkena gangguan kesehatan mental.

Baca Juga: Polusi Udara Jakarta No 1 di Dunia

Menurutnya, apabila polusi udara berlangsung secara terus-menerus, jumlah penduduk di Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan mental akan berpotensi terus meningkat.

Data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan sebanyak 1 dari 10 orang di Indonesia telah mengalami gangguan kesehatan mental.

Beberapa gejala awal dari gangguan kesehatan mental, terutama gangguan depresi, yang dapat dialami masyarakat, antara lain menurunnya kemampuan berkonsentrasi, rasa tidak tenang, ketidakmampuan membuat keputusan, hingga gangguan tidur.

Dalam jangka panjang, gangguan kesehatan mental akibat polusi udara yang tidak tertangani dengan baik juga berpotensi dapat menyebabkan bunuh diri.

Studi National Bureau of Economic Research Cambridge mengungkapkan, polusi udara meningkatkan jumlah kematian bunuh diri hingga 0,49 persen pada kasus bunuh diri harian setiap peningkatan 1 gram per meter kubik PM 2.5 harian. PM 2.5 merupakan partikel polusi udara terkecil yang berbahaya bagi manusia karena partikel tersebut tidak dapat disaring oleh tubuh.

Patricia menambahkan bahwa masyarakat perlu berkonsultasi dengan psikolog ataupun psikiater ketika merasa mengalami gejala-gejala awal dari gangguan kesehatan mental. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait