DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Perluas Informasi Lewat Festival Perahu Naga di Kota Tangerang

image
Lomba dayung Perahu Naga. (ANTARA/Foto: Dokumentasi Tim Pengabdi FIB UI 2024)

ORBITINDONESIA.COM - Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia memperluas informasi mengenai keharmonisan dalam keberagaman multietnis di Kota Tangerang melalui Festival Perahu Naga 2024.

"Festival ini tidak hanya sekedar kegiatan lomba dayung perahu naga di Sungai Cisadane, tapi media akulturasi budaya. Semua berbaur menikmati acara," kata ketua tim pengabdian Rahadjeng Pulungsari Hadi dalam keterangannya, Minggu 16 Juni 2024.

Tim pengabdian berinisiatif mendokumentasikan kemeriahan Festival Perahu Naga pada 15-16 Juni 2024. Bukan hanya mendokumentasikan perlombaan dayung perahu, tetapi lebih kepada keberagaman etnis dan budaya.

Baca Juga: Universitas Indonesia dan 3 Kampus Korea Selatan Bangun Selatan Kerja Sama Pendidikan

Festival Perahu Naga atau yang dikenal sebagai Perayaan Peh Cun ialah salah satu perayaan tahunan terbesar dan menjadi ciri khas Kota Tangerang.

Dalam budaya China, Festival Perahu Naga (Duanwu Jie) ialah salah satu perayaan besar, diadakan pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan bulan.

Perayaan ini diselenggarakan untuk memperingati seorang negarawan dan penyair ternama, Qu Yuan (340-278 SM), yang hidup di negara Chu pada masa Negara-Negara Berperang (Warring States Period).

Baca Juga: Guru Besar Urologi Universitas Indonesia Nur Rasyid: Pria di Atas 55 Tahun Sebaiknya tidak Banyak Minum di Malam Hari

Tahun ini, Festival Perahu Naga diselenggarakan oleh Perkumpulan Boen Tek Bio, pada 2-9 Juni, dan 15-16 Juni 2024, diisi berbagai kegiatan seperti bakti sosial dan donor darah, pertunjukan gambang kromong, ritual memandikan perahu, sembahyang Yue dan ritual mendirikan telur, bersih-bersih bantaran Sungai Cisadane, lomba tangkap bebek, dan puncak acara yaitu lomba dayung perahu naga dan perahu papak.

Lomba dayung perahu naga dan perahu papak diikuti tim, baik dari penduduk sekitar Sungai Cisadane dan Klenteng Boen Tek Bio Tangerang, maupun peserta dari luar wilayah Tangerang.

Tim pengabdian juga menemui budayawan dan pelestari budaya China Benteng, di Perpustakaan Klenteng Boen Tek Bio Tangerang.

Baca Juga: Universitas Indonesia dan University of Dar Es Salaam Tanzania Kerja Sama Kembangkan Energi

Dalam pertemuan tersebut, Engkong, sapaan akrab Pak Oey Tjin Eng menyampaikan sekelumit sejarah kerukunan multietnis di Tangerang yang telah berlangsung sejak lama.

Keberadaan Klenteng Boen Tek Bio di antara beberapa masjid di Kampung Kalipasir Kelurahan Sukasari, merupakan salah satu contoh nyata keharmonisan antar etnis dan agama. Kehadiran Klenteng menguatkan tiga fungsi utamanya, yaitu fungsi agama, ibadah, dan kemasyarakatan.

Fungsi kemasyarakatan yang dimiliki Klenteng menyatukan warga dari berbagai etnis dalam berbagai kegiatan sosial, seni dan budaya, salah satunya adalah Festival Perahu Naga atau Perayaan Peh Cun. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait