DECEMBER 9, 2022
Nasional

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Tekankan Dua Tahapan Pilkada yang Krusial ke Intelijen Polri

image
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI Hadi Tjahjanto menyampaikan sambutan dalam acara Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Fungsi Intelijen Polri Tahun 2024 di Jakarta, Selasa, 28 Mei 2024. ANTARA/HO-Humas Kemenko Polhukam RI.

ORBITINDONESIA.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto, di hadapan para polisi dari Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri, menekankan dua tahapan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang krusial, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan.

Hadi Tjahjanto menjelaskan, berbagai jenis gangguan mungkin terjadi selama tahapan persiapan dan pelaksanaan pilkada serentak tahun 2024.

“Tahapan persiapan itu pada saat pembentukan PPK, PPS, KPPS, panitia pengawas, dan penyusunan daftar pemilih. Tahapan pelaksanaan yaitu penetapan pasangan calon, pelaksanaan kampanye, pemungutan suara, penghitungan suara, rekapitulasi, dan penetapan calon terpilih,” kata Hadi Tjahjanto, saat menjadi narasumber utama pada Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Fungsi Intelijen Polri Tahun 2024 di Jakarta, Selasa, 28 Mei 2024.

Baca Juga: Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Pemberian Bintang Empat ke Prabowo Subianto Sudah Sesuai Prosedur

Dalam acara itu, yang dihadiri jajaran intelijen Polri, Hadi menyebut beberapa kejadian yang berpotensi menyulut konflik antarkelompok masyarakat selama pilkada 2024, di antaranya mencakup penyelenggara pemilu yang tidak taat regulasi, berpihak atau tidak netral, politik uang, ujaran kebencian, dan kabar bohong.

“Keberpihakan penyelenggara yang tentunya tidak taat regulasi, atau keberpihakan aparat keamanan kepada salah satu pasangan calon adalah contoh penyebab konflik sosial yang dapat terjadi di pilkada nanti,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Hadi juga menekankan kembali pentingnya mewaspadai potensi konflik di empat provinsi baru di Papua, yaitu Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.

Baca Juga: Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Deteksi Pergerakan Massa yang Menolak Hasil Pemilu 2024

Empat provinsi itu untuk pertama kalinya memilih kepala daerahnya sendiri setelah wilayah tersebut resmi terbentuk pada pertengahan 2022.

Di empat provinsi baru itu, begitu juga dengan daerah lainnya, Hadi juga meminta intelijen Polri mewaspadai penggunaan politik identitas, politik uang, provokasi di media sosial, ujaran kebencian (hate speech), dan beredarnya kabar bohong (hoax) khususnya selama tahapan pilkada 2024.

Hadi menyatakan, analisis intelijen yang dia terima saat ini memperkirakan potensi konflik selama pilkada 2024 cenderung ada pada tingkatan menengah sampai tinggi.

Baca Juga: Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Satuan TNI Terintegrasi Diperkuat Demi Antisipasi Konflik di Laut China Selatan

Dari berbagai perkiraan dan potensi ancaman yang diketahui saat ini, Hadi pun meminta intelijen Polri memastikan langkah-langkah, rencana, dan analisis yang mereka buat itu matang, tajam, dan mampu menjadi rujukan untuk mencegah konflik terjadi.

“Pilkada tahun 2024 dilaksanakan serentak, back up pengamanan oleh TNI-Polri akan berkurang, sehingga perkiraan intelijen harus tajam dan akurat untuk mengantisipasi kemungkinan konflik yang akan terjadi dan berimplikasi kontingensi (kejadian di luar perkiraan),” kata Hadi.

Terakhir, Menko Polhukam menekankan intelijen keamanan Polri merupakan garda terdepan pengamanan pilkada 2024, karena tugas mereka mencegah konflik dan gangguan itu tidak terjadi selama pemilihan kepala daerah.

Baca Juga: Hadi Tjahjanto: Pemerintah Berkomitmen Pengamanan di MK Diadakan Hingga Pelantikan Presiden 2024-2029

“Intelijen harus dapat mengelola potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dan mereduksi potensi tersebut untuk mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat demi terciptanya pelaksanaan pilkada yang aman, lancar, dan damai,” kata Hadi menutup sambutannya. ***


 

Sumber: Antara

Berita Terkait