Pakar Kesehatan Publik, Laifa Annisa: Pemerintah Indonesia Perlu Tiru Cara Eropa dalam Tangani Kecanduan Rokok
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 25 Mei 2024 03:47 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pakar Kesehatan Publik, Laifa Annisa mengatakan, Pemerintah Indonesia perlu meniru cara Eropa dalam menangani permasalahan dalam masyarakat yang kecanduan untuk merokok.
“Saya tahu di Belanda misalnya, mereka punya klinik untuk mengatasi kecanduan, salah satunya untuk rokok. Jadi memang ada klinik khusus smoking cessation (upaya berhenti merokok) yang terprogram. Beberapa menggunakan produk alternatif sebagai instrumen,” kata Laifa Annisa dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 24 Mei 2024.
Laifa Annisa menuturkan, di Belanda, pemerintahnya berupaya untuk memanfaatkan berbagai medium untuk membantu penyembuhan kecanduan, termasuk menggunakan produk alternatif sebagai instrumen.
Baca Juga: Buruh Rokok di Kudus Deklrasi Dukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Pendekatan tersebut dapat dijadikan sebagai pembelajaran, utamanya dalam menciptakan program yang terstruktur menggunakan produk alternatif tembakau untuk mengurangi angka perokok dewasa.
Meskipun masih ada tantangan bagi masyarakat yang merokok. Sebuah riset terbaru dari IPSOS pada 2023 menunjukkan bahwa sekitar 70 persen perokok Indonesia menganggap vape sama atau lebih berbahaya daripada rokok konvensional.
“Anggapan ini tentu perlu diluruskan apabila Indonesia ingin belajar dari negara lain untuk menurunkan angka prevalensi perokok di dalam negeri,” kata dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta itu.
Baca Juga: Dokter Agus Dwi Susanto: Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Paru Bocor
Menurutnya, seruan untuk regulasi yang tepat sasaran bagi industri vape adalah peluang untuk kemajuan. Dengan transparansi, akuntabilitas, dan praktik yang bertanggung jawab, regulasi dapat meningkatkan standar kesehatan masyarakat sambil mendorong inovasi.
Sebelumnya, Pakar Nikotin dan Kesehatan Publik Dr. Karl Fagerstrom mengatakan, perdebatan mengenai risiko produk rokok elektrik dan produk alternatif lainnya telah dibahas oleh ahli kesehatan internasional pada forum "No Smoke, Less Harm" pada 7 Mei 2024 di Stockholm, Swedia.
Fagerstrom menyampaikan Swedia adalah salah satu contoh sukses penerapan produk alternatif tembakau sebagai bagian kampanye berhenti merokok.
Baca Juga: Dokter Bobby Arhan Anwar: Hasil Pemeriksaan Medis yang Baik Bukan Jaminan Seorang Perokok Sehat
“Perbedaan antara rokok dan penggunaan produk tanpa asap sangat penting. Meskipun nikotin bersifat adiktif, tetapi tidak menyebabkan penyakit serius yang berhubungan dengan merokok,” ujar dia.