Pentingnya Meningkatkan Efektivitas Hukum untuk Atasi Perdagangan Spesies Kritis Orangutan Kalimantan
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 23 April 2024 11:01 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Indonesia adalah rumah bagi orangutan. Ada tiga spesies orangutan yang hidup di Indonesia, yaitu orangutan Sumatera (Pongo abelii), orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) dan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus).
Orangutan Kalimantan oleh Badan Konservasi Dunia (IUCN) dimasukkan dalam daftar spesies terancam kritis (critically endangered), dengan jumlah populasi saat ini tidak lebih dari 57.350 ekor yang tersebar di areal seluas 16 juta hektare, menurut data Program Development and Planning Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation.
Angka tersebut menunjukkan penurunan populasi orangutan Kalimantan sekitar 80 persen dalam waktu kurang dari 50 tahun.
Berbagai ancaman bagi orangutan Kalimantan, di antaranya adalah habitat yang semakin sempit karena kebakaran hutan dan perubahan lanskap hutan, perdagangan di pasar gelap satwa, serta perburuan oleh masyarakat karena primata besar ini sering dianggap sebagai hama perusak kebun warga.
Orangutan dikenal sebagai petani hutan. Primata yang memiliki kecerdasan tinggi ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan sebagai satwa liar.
Pertama, mereka berperan sebagai penyebar biji atau pemecah benih. Sebagai hewan frugivora, orangutan menelan biji buah-buahan dan menyebarkannya melalui kotoran, membantu regenerasi hutan dengan pertumbuhan pohon baru.
Baca Juga: Anggota MPR RI Agustin Teras Narang Ajak Umat Katolik Kerja Kebangsaan di Kalimantan Tengah
Selain itu, orangutan juga berperan dalam pengatur populasi flora dan fauna dengan memakan berbagai jenis tumbuhan, membantu mengendalikan populasi tumbuhan dan mencegah ledakan populasi satu spesies tumbuhan tertentu. Mereka juga menjadi mangsa bagi predator lain di hutan, seperti harimau dan macan tutul, yang membantu menjaga keseimbangan rantai makanan.
Orangutan juga berperan sebagai penyerbuk bunga. Saat berpindah dari satu pohon ke pohon lain, mereka membawa serbuk sari dari satu bunga ke bunga lain, membantu proses penyerbukan bunga dan meningkatkan reproduksi tanaman.
Primata yang memiliki 97 persen kemiripan dengan gen manusia ini membantu menjaga keseimbangan karbon di habitatnya di hutan hujan tropis, yang merupakan salah satu penyerap karbon terbesar di dunia. Keberadaan orangutan di hutan membantu menjaga keseimbangan karbon dan mencegah perubahan iklim.
Baca Juga: Hasil Rapat Rekapitulasi, KPU RI Sahkan Prabowo-Gibran Unggul di Kalimantan Barat
Selain manfaat ekologisnya, orangutan juga memiliki dampak sosioekonomi positif. Mereka menjadi daya tarik wisata alam yang menarik perhatian wisatawan, membantu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.