DECEMBER 9, 2022
Buku

Ketika Sutradara Garin Nugroho Menulis Buku tentang Pemilu, Politik dan Pendidikan Warga Negara

image
Garin Nugroho (Foto: Antara)

Garin Nugroho. Civis: Pemilu & Politik (75 Quotes Garin Nugroho). Bantul: Penerbit Nyala, 2024. Tebal: vii + 156 halaman.

Garin Nugroho dikenal sebagai sutradara andal, yang film-film buah karyanya beberapa kali berhasil menembus  berbagai festival internasional, seperti Cannes, Berlin, Venesia dan Busan.

Tetapi, Garin Nugroho ternyata juga punya perhatian terhadap masalah politik nasional. Khususnya politik yang terkait dengan Pemilu 2024.

Baca Juga: Puisi Cinta Yang Membunuh, Film Horor Keren Garapan Garin Nugroho

Garin Nugroho memberi beberapa komentar pendek tentang politik, yang dimuat di media sosial Instagram. Nah, kutipan-kutipan cerdas dan unik dari Garin itulah yang lalu dirangkum dalam buku ini.

Kutipan pendek itu, misalnya: “Seni kampanye adalah seni dicintai tanpa merayu dengan mempermainkan cinta” (hlm. 137).

Atau: “Esensi menjadi pemimpin adalah menjadi diri sendiri, namun sering menjadi lupa diri dan kehilangan diri” (hlm. 115).

Baca Juga: Menanti Munculnya Film Terminator 7: End of War, Sutradara James Cameron Sedang Menulis Naskahnya

Selain penuh dengan kutipan, sekujur isi buku ini juga dihiasi dengan berbagai ilustrasi apik dari Prihatmoko Moki.

Buku ini ditulis Garin secara spontan dan diunggah di akun Instagramnya. Ini menunjukkan pesan  konsistennya dalam pendidikan warga negara, untuk menumbuhkan masyarakat sipil yang sehat, kritis, dan produktif.

Banyak yang tidak mencatat, Garin selain pembuat film dan budayawan, sejak reformasi melakukan kerja pendidikan warga negara dalam skala sangat luas dan penting dalam membangun dasar negara pasca-Reformasi.

Baca Juga: The Godfather, Film Mafia Terbaik dan Paling Menginspirasi di Sepanjang Sejarah Sinema Dunia

Garin diminta USAID dan berbagai lembaga donor lain untuk memimpin koordinasi berbagai NGO media seluruh Indonesia selama 4 tahun. Yakni, untuk mentransformasi pemilu totaliter era Soeharto menjadi pemilu adil, jujur dan terbuka era reformasi.

Halaman:
1
2

Berita Terkait