Manuel Kaisiepo tentang Buku Kebinekaan dan Kesetaraan Karya Tokoh Pluralisme Trisno S. Sutanto
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 31 Maret 2024 14:46 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Terlambat saya membaca buku ini, yang terbit tahun lalu (2020), karya sahabat Trisno S. Sutanto (Johannes Silentio) . Tapi tidak soal, karena tantangan yang disodorkannya tetap jadi persoalan besar ke depan: demokratisasi, kebinekaan dan kesetaraan!
Menurut Bung Trisno, berbagai gejolak selama ini (antara lain politik identitas dan pembelahan politik) menunjukkan bahwa sekadar toleransi dan dialog tidaklah memadai selama transisi demokratisasi hanya sekadar utak-atik prosedural.
Politik pluralisme harus dijahitkan pada perjuangan demokrasi yang substansial, yakni demokrasi berbasis HAM.
Menurut Trisno, politik pluralisme ke depan adalah politik kesetaraan dan ini tidak mudah di tengah realitas rapuhnya mekanisme dan jaminan legal (sekalipun secara formal ada dukungan dalam konstitusi).
Bung Trisno menutup bukunya dengan menekankan perlunya memperluas strategi "3-Re". Pertama, rekognisi yaitu pengakuan/penghargaan kepada yang liyan.
Kedua, representasi, di mana kesetaraan warga menjadi nilai dasar. Rekognisi dan representasi harus bermuara pada "Re"
Baca Juga: Catatan Bawah Tanah, Buku Kumpulan Sajak Fadjroel Rachman yang Ditulis Dalam Penjara Rezim Orde Baru
ketiga, redistribusi, yang mengubah struktur ekonomi-politik demi kemashalatan bersama semua orang/kelompok sosial.
Buku ini adalah kumpulan esai terpilih yang merefleksikan pergumulan Trisno baik sebagai seorang pemikir, juga sebagai seorang aktivis yang lama bergelut dalam upaya membangun dialog antar agama dan upaya membangun kesetaraan.
Manuel Kaisiepo, 1 Juli 2021 ***