Sejarah Hari Polisi Wanita 1 September, Berawal dari Sulit Memeriksa Fisik Tersangka Wanita
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 29 Agustus 2022 09:37 WIB
Organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi berinisiatif mengajukan usulan kepada pemerintah agar wanita diikutsertakan dalam pendidikan kepolisian untuk menangani masalah tersebut.
Cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera yang berkedudukan di Bukittinggi memberikan kesempatan mendidik wanita-wanita pilihan untuk menjadi polisi.
Pada tanggal 1 September 1948 secara resmi disertakan 6 (enam) siswa wanita yaitu:
Baca Juga: Simak Daftar Hari Penting di Bulan September 2022, Nasional dan Internasional
1. Mariana Saanin
2. Nelly Pauna
3. Rosmalina Loekman
4. Dahniar Sukotjo
5. Djasmainar
6. Rosnalia Taher
mulai mengikuti pendidikan inspektur polisi bersama dengan 44 (empat puluh empat) siswa laki-laki di SPN Bukittinggi, sehingga sejak saat itu tanggal 1 September diperingati sebagai hari lahirnya polisi wanita (Polwan).
Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Desember 1948 meletus agresi militer Belanda ke II yang menyebabkan pendidikan inspektur polisi di Bukittinggi dihentikan dan ditutup.
Baca Juga: Carlos Fortes Belum Bisa Perkuat PSIS Semarang Melawan Dewa United
Setelah adanya pengakuan kedaulatan terhadap Indonesia, pada tanggal 19 Juli 1950 keenam calon inspektur polisi wanita kembali dilatih di SPN Sukabumi.
Selama pendidikan ke enam calon inspektur polisi wanita mendapat pelajaran mengenai ilmu-ilmu kemasyarakatan, pendidikan dan ilmu jiwa, pedagogi, sosiologi, psikologi, dan latihan anggar, jiu jit su, judo, serta latihan militer.