Ismail Ashlan Jelaskan Penyebab Subaru Belum Terjun ke Pasar Mobil Listrik Indonesia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 20 Maret 2024 02:24 WIB
ORBITINDONESIA.COM - General Manager Marketing & Public Relations Subaru Indonesia, Ismail Ashlan menjelaskan faktor penyebab produsen mobil asal Jepang itu belum memasarkan produk mobil listriknya di Indonesia.
Ismail Ashlan mengakui, saat ini mobil listrik tengah digandrungi oleh pasar global, tetapi untuk pasar di Indonesia sendiri menurutnya belum cukup mendorong Subaru untuk memasarkan mobil listriknya.
Terlebih saat ini lini mobil yang dipasarkan Subaru di Indonesia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar mobil spesifik Indonesia, ungkap Ismail Ashlan.
Baca Juga: Yang Lagi Butuh Pekerjaan, Ada Lowongan Kerja di Subaru Indonesia
"Di niche atau di premium sudah ada, di medium sudah ada, di yang ekonomis pun sudah ada jadi secara market juga kita ga lihat urgensi (kendaraan listrik) untuk masuk," kata Ismail saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024.
Faktor berikutnya adalah penjualan mobil listrik di Indonesia yang masih lesu. Kendati saat ini tengah digandrungi, Ismail menjelaskan penjualan mobil listrik di Indonesia baru mencapai sekitar 900 ribu unit hingga November 2023.
"Kalau dilihat 900 ribu penjualan setahun itu penjualan mobil listrik itu nggak sampai 10 persen, nggak sampai dua digit. Mungkin tahun ini ada ya, tapi itu juga yang drive (mendorong) dari brand yang memang fokus sekali di EV (kendaraan listrik)," terang Ismail.
Baca Juga: Arie Christopher: Subaru Targetkan Kenaikan Penjualan Hingga 60 Persen Tahun 2024 Ini
Faktor lainnya adalah saat ini Subaru masih fokus memperkenalkan produk mobil yang mengusung teknologi Symmetrical All-Wheel Drive ke pasar Indonesia.
Kendati pemerintah mendorong produsen mobil untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, Ismail menjelaskan, Subaru masih melihat perkembangan pasar dan tingkat permintaannya terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk mengikuti jejak produsen-produsen mobil yang telah lebih dahulu membangun industrinya di dalam negeri.
Faktor preferensi konsumen juga berkontribusi dalam hal tersebut. Ismail menerangkan konsumen mobil Subaru membeli karena preferensi yang spesifik, seperti memiliki minat terhadap mobil sport atau adventure.
Baca Juga: Wang Wenbin: Kecurigaan AS Terhadap Mobil Listrik China Terlalu Dibesar-besarkan
"Jadi di kepala mereka bukan soal penggeraknya apa, bukan soal EV-nya, tapi soal enjoyment having fun," tambah Ismail.
Oleh karenanya, dia menegaskan memasarkan produk mobil listrik di Indonesia belum masuk ke dalam daftar rencana Subaru sampai tahun 2026. ***