Krisis Gaza: Malaysia dan Jepang Sangat Prihatin atas Serangan Besar-besaran Israel di Kota Rafah
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 13 Februari 2024 06:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Malaysia dan Jepang menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan besar-besaran Israel terhadap kota Rafah di Jalur Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan pada Senin, 12 Februari 2024.
Malaysia mengatakan, “tujuan rezim Zionis” dari serangan tersebut adalah untuk "membinasakan orang-orang Palestina dari tanah mereka sendiri.”
Dalam pernyataan tegasnya, Kementerian Luar Negeri Malaysia mengutuk serangan baru-baru ini oleh Israel terhadap warga Palestina, dan menyebutnya “tidak bertanggung jawab, ilegal, dan tidak manusiawi."
Malaysia memperingatkan bahwa hal itu akan memperburuk bencana kemanusiaan, memperburuk ketegangan regional, dan menggagalkan upaya menuju penghentian segera permusuhan dan gencatan senjata permanen.
Kuala Lumpur menuntut Tel Aviv segera menghentikan tindakannya dan mematuhi hukum hak asasi manusia internasional.
“Operasi militer pengecut ini jelas membenarkan tujuan utama rezim Zionis untuk membinasakan warga Palestina dari tanah mereka sendiri,” demikian pernyataan kementerian tersebut.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Uni Eropa Harus Konsisten Hormati Hukum Internasional di Isu Palestina dan Gaza
“Ini sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan jelas penghinaan terhadap keputusan Mahkamah Internasional bulan lalu mengenai enam tindakan sementara,” tambahnya.
“Dalam hal ini, Malaysia menggemakan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk segera menghentikan rencana keji tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan cepat dan tegas untuk menghentikan pembantaian yang dilakukan oleh rezim Zionis,” katanya.
Malaysia menegaskan kembali bahwa “dukungan tegas dan solidaritas terhadap rakyat Palestina tetap teguh, termasuk terhadap hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, berdasarkan batas sebelum tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan menerima Palestina sebagai anggota penuh PBB."
Baca Juga: Jerman Kecam Keras Pernyataan Israel tentang Emigrasi Warga Palestina dan Pemukiman Yahudi di Gaza
Pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan dikecam