DECEMBER 9, 2022
Kolom

Salamuddin Daeng: Kemunduran Barat Tak Bisa Ditunda, Indonesia Maju Sulit Dihentikan

image
Salamuddin Daeng tentang kemunduran Barat dan kemajuan Indonesia. (Foto: Portal DPD)

Kedua, uang kotor yang tersimpan dalam rekening rekening rahasia hasil kejahatan keuangan selama berpuluh tahun harus mereka kembalikan kepada negara negara yang dulunya menjadi obyek ekonomi ilegal.

Panama papers dan Pandora papers telah mempublikasikan setidaknya ada 30 triliun dolar uang kotor yang hasil ekonomi back office yang harus dibersihkan dalam menata keseimbangan keuangan global yang baru.

Ketiga, teknologi yang selama ini menjadi sangat bernilai dan alat untuk eksploitasi ekonomi dan sumber daya alam sekarang nilainya sudah nol atau tidak bernilai.

Teknologi yang mereka kembangkan selama ini ternyata merusak, menjadi masalah besar bagi pembangunan berkelanjutan. Teknologi mereka tidak ramah manusia dan tidak ramah lingkungan.

Karena artikel ini berpotensi terlalu panjang maka yang paling penting saya sampaikan adalah inilah saat lingkungan hidup memiliki supremasi atas aset atau kekayaan dan sumber daya alam memiliki supremasi atas teknologi, serta uang kotor akan menjadi kertas yang tidak bernilai jika tidak ditransparasikan, diadili pelakunya dan dikembalikan kepada pemiliknya. 

Buahnya adalah akan menjadikan Indonesia sebagai pemegang kunci dalam diplomasi global, dalam penataan ulang sistem keuangan baru, penataan ulang sumber daya alam, dan penataan lingkungan hidup bagi pembangunan berkelanjutan melalui hilirisasi sumber daya alam, hilirisasi digital, dan pembangunan pertanian dan pangan yang inklusif dan berdaulat.

Masalahnya apakah Barat akan membiarkan ini? Tentu saja tidak!

Ingat bahwa diplomasi negara Barat akan mulus dan sukses jika Indonesia berpecah belah, polarisasi akan menjadi pintu masuk dan inilah yang tengah dimainkan dalam gendang pemilu 2024.

Politik provokasi, pecah belah,  distorsi dan manipulasi informasi. Eling lan wospodo.

(Oleh: Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi dan politik) ***

Halaman:
Sumber: Salamuddin Daeng

Berita Terkait