Hendrajit: Membaca Bob Dylan Dari Buku Bacaannya
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 19 Januari 2024 12:02 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Bob Dylan, penyanyi lagu-lagu balada sejak era 70-an. Membaca memoarnya, Bob Dylan's Chronicle, banyak hal baru, atau memantik pikiran baru.
Bob Dylan termasuk segelintir penyanyi langka yang hobi baca buku.
"Kadang sulit mengatakan apa yang kita inginkan dengan kata-kata, tapi punya kerangka dasar apa yang harus kita cari," ujar Bob Dylan.
Baca Juga: Hendrajit: Penglihatan Tembus Pandang Bob Dylan Dalam Mengulas Buku Clausewitz On War
Agaknya itulah yang jadi pedoman dirinya untuk rajin baca di perpustakaan daerah tempat tinggalnya. Atau bahkan sebuah perpustakaan besar di New York.
Kelak, banyak karya musiknya merupakan kombinasi folk dan jazz, lahir dari ketekunannya membaca berjam-jam di berbagai perpustakaan. Entah itu koran-koran setempat, majalah berkala, hingga buku-buku literatur.
Maka tak heran seorang artis macam dirinya pernah baca Carl von Clausewitz, on War. Bacaan maha berat buat mahasiswa ilmu politik dan kemiliteran sekalipun.
Baca Juga: Hendrajit: Viral Rencana Orange Revolution Identik Dengan Dokumen Gilchrist April 1965?
Yang mana di Indonesia, para perwira militer kita baru mengunyah buku itu pas sudah jenderal bintang satu atau dua.
Bahkan dalam mengulas filsafat, Dylan juga mampu menyerap kedalamannya, tanpa harus bergenit-genit bak seorang filsuf.
Dylan menangkap adanya fenomena di pentas politik yang agaknya coba dirumuskan secara filosofis. Menurut Dylan, kalau orang berpura-pura, itu bukan hal luar biasa.
Baca Juga: Hendrajit: Membaca Ulang Novel The Great Gatsby
Namun ketika seseorang berusaha memberi kesan berpura-pura kepada khalayak ramai, agaknya mengundang minat khusus Dylan.
Bisa jadi estimasi Dylan justru semakin relevan buat membaca sepak-terjang politisi dan para pemimpin kita sekarang. Iya nggak? Bahwa mereka bukannya berusaha berpura-pura. Tapi justru mau kasih kesan mereka sedang berpura-pura.
Jangan-jangan Dylan benar. Jangan-jangan inilah yang membuat kita salah perhitungan dalam membaca akting para aktor politik kita selama ini. Bukan saja pandai berpura-pura.
Baca Juga: Hendrajit: Cerita Tentang Etos Keguruan Dalam Diri Mas Juwono Sudarsono dan Bang Arbi Sanit
Namun kadang dengan membaca suasana kebatinan publik, mereka berakting seakan pura pura, sehingga publik terkecoh, bahwa kali ini mereka justru sungguhan.
Entah sungguhannya itu buat maslahat orang banyak. Atau justru buat merusak.
(Oleh: Hendrajit, penulis geopolitik) ***