Kisah Ersis Warmansyah Abbas yang Sudah Menulis 150 Buku
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 20 November 2023 08:10 WIB
Masalah ada yang menilai saya “Penulis Kacangan” atau penulis tidak bermutu, ya silakan saja. Diundang ke luar negeri dikarenakan menulis, bukankah penghargaan? Saya malah sedih ketika diundang, misalnya ke India atau negara lain, tidak dapat menunaikan dikarenakan berbagai hal. Hal tersebut tentu kurang berkenan di perasaan.
Tidak salah kiranya bila kunciannya, menulis ya menulis, mengekpresikan diri dan tugas diri. Manakala demikian, pastilah hal menyenangkan. Apalagi, tandemnya berbagi.
Menulis berbagi? Ya, iyalah. Dipastikan saya tidak mampu berbagi sembako, misalnya sekali lima tahun, kepada banyak orang. Berbagi sembako tentu bagus sesuai niat baik, akan tetapi, saya tidak sanggup. Untuk itu, berbagi sesuai kemampuan, ya melalui tulisan. Berbagi melalui tulisan.
Baca Juga: Israel Hanya Izinkan Setengah Bantuan Bahan Bakar Masuk ke Gaza
Sejelek atau sekuno apapun pola pikir atau tulisan saya, Insya Allah adalah hal-hal baik, hal-hal bermanfaat sebagai muatannya. Manakala nyambung dengan kemanfaatan bagi pembaca, bukankah hal tidak kalah hebat dibanding penghargaan?
Penghargaan dilakukan oleh mereka atau lembaga berdasarkan kriteria tertuntu. Baik menurut penilaian mereka. Hak mereka menentukan.
Pembaca cerdas dan budiman. Bukan hendak bersombong-songng atau membangun pencitraan, saya banyak menyalin jejaring dikarenakan menulis, dibeking tulisan.
Jejaring penting dalam mendayung kehidupan dan berkomunikasi dengan beragam dan berbagai orang dan pihak tanpa harus bersua. Tanpa bertemu tidak pernah berjabat tangan, tetapi menjadi sahabat. Duh, seru.
Tulisan adalah wakil diri melalui tulisan. Manakala kurang membaca, tulisan cerminannya. Bila intelektual pada level tertentu, menulis selevel intelektualitasnya. Penulis penyiksa diri akan menulis agar orang lain tersiksa. Mustahil meminta tulisan nasehat kepada orang yang mendidik dirinya berghiba atau menghina.
Yaps. Para penulis ecek-ecek hanya akan menghargai penulis ecek-ecek sekolamnya. Mustahil berpindah ke kolam lebih jernih. Lagi pula, pembelajar menulis lebih konsern kepada membelajarkan diri, belajar menulis. Mustahil menghebohkan diri dengan karya tulis orang lain. Penulis adalah mereka yang paham pikirannya.