Saiful Mujani: Kesukaan pada Mahfud MD Lebih Tinggi Dibandingkan pada Gibran dan Muhaimin
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 07 November 2023 07:00 WIB
Namun, dibandingkan dengan Prabowo yang sudah mencapai 96 persen, kedikenalan Gibran jauh di bawah. Karena itu, menurut Saiful, Gibran tersubordinasi oleh Prabowo dari aspek kedikenalan.
“Kalau dia (Gibran) ingin memberi sumbangan (suara), kedikenalannya minimal harus sama dengan Prabowo agar tidak tersubordinasi,” jelas pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tersebut.
Kedikenalan tiga bacawapres memang mengalami kenaikan dalam tiga bulan terakhir. Gibran naik dari 61 ke 71 persen, Mahfud naik dari 53 ke 62 persen, dan Muhaimin naik dari 37 ke 50 persen.
Baca Juga: Turun Hujan Disertai Petir di Jakarta Hari Selasa Ini
Namun, kenaikan ini belum menyentuh angka popularitas yang dimiliki para calon presiden. Saiful menyebut bahwa syarat awareness minimal untuk calon wakil presiden bisa kompetitif harus masuk ke sekitar 90 persen.
Saiful menyebut bahwa tingkat awareness saja tidak cukup, ia harus diiukuti oleh tingkat kedisukaan atau likeability yang baik. Kalau hanya dikenal tapi tidak disukai, itu akan menjadi masalah.
Dari survei LSI pada awal Oktober tersebut ditemukan dari yang tahu Gibran, hanya 77 persen yang menyatakan suka, Mahfud 83 persen, dan Muhaimin 65 persen.
Saiful mengemukakan bahwa dilihat dari kualitas awareness, Mahfud MD memiliki kualitas popularitas yang paling baik, disusul Gibran, dan terakhir Muhaimin.
Karena itu, menurut dia, berdasarkan kualitas popularitas ini, Mahfud mestinya lebih kompetitif dibanding calon wapres lain. Mahfud bahkan memiliki kualitas awareness yang lebih baik dari calon presiden. Pada survei ini, likeability Prabowo hanya 81 persen, Ganjar 78 persen, dan Anies 67 persen.
Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Peraturan Presiden Tentang Strategi Nasional Bisnis dan Hak Asasi Manusia
“Dilihat dari data ini, Mahfud merupakan pasangan atau calon wakil presiden yang ideal karena dia punya nilai lebih dibanding calon wakil yang lain dan bahkan dibanding dengan calon presidennya sendiri,” ungkap guru besar Ilmu Politik UIN Jakarta tersebut.