Orbit Indonesia
Bambang Sumarley: Bahkan John Lennon pun Berubah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 25 Oktober 2023 11:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - John Lennon adalah The Beatles? Iya! Tapi apakah ia lebih besar dari band dahsyat itu?
Sangat mungkin jawaban pertanyaan itu juga iya jika pertimbangannya adalah album-album solo John Lennon. Utamanya, 4 albumnya: Plastic Ono Band (1970), Imagine (1971), Sometime in Newyork City (1972), dan Main Game (1973).
Album-album yang isinya tak cuma kegandrungan John Lennon ke Yoko Ono, tapi yang lebih menohok adalah hamburan nomor-nomor "pamflet" tentang berbagai hal, begitu pepak -- yang tak pernah ada di Beatles.
Keprihatinan atas nasib perempuan (Woman is the Nigger of the World), Irlandia "merdeka" (The Luck of the Irish), buruh/pertentangan kelas (Working Class Hero), Tuhan (God is a concept), perang (I Don't Wanna Be a Soldier), dan tema-tema sosial politik lainnya.
Semuanya disampaikan dengan terus terang, tanpa tedeng aling-aling, langsung tanpa metafora, jengkel, marah dan muring-muring sakayange. Sangat mungkin, hanya John Lennon yang waktu itu bisa seperti itu.
Yang juga menarik, kemasan musiknya begitu sederhana, simpel, setidaknya tak serumit Beatles, tapi lebih variatif/glayaran ke mana-mana warna musiknya.
Aneka hal yang kemudian dipuncaki dengan tawaran dahsyatnya sebagai aktivis utopis di Imagine.
Tapi kemudian John berubah. Mulai di Wall & Bridges (1974) -- yang dianggap Yoko sebagai salah satu karya terbaik.
Perubahan Lennon yang dipastikan lewat Double Fantasy, ketika John jadi family man (cinta-cintaan dengan Yoko, momong anak dan semacamnya)
Begitulah. Bahkan John Lennon pun berubah. Apalagi cuma presiden dahsyat itu.
(Oleh: Bambang Sumarley) ***