Ahmad Junaidi: Ujaran Kebencian Tak Cuma Berbasis Agama, Tapi Juga Identitas Gender dan Seksual
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 15 September 2023 07:50 WIB
Berita dan pilihan judulnya menunjukkan, media itu terkesan menyerang lawan politik. “Media itu mungkin tidak punya afiliasi politik tertentu, tetapi cara pemberitaan ini untuk mencari klik dan iklan AdSense,” lanjut Ahmad.
Persoalan kita saat ini, kata Ahmad, media online itu ada ribuan jumlahnya. “Mereka harus hidup dan memperoleh profit. Maka mutu media pun menurun dan ujaran kebencian merebak,” ucapnya.
Ahmad menunjukkan, banyak wartawan itu malas dan tidak kreatif. Sering diksi-diksi atau term agama yang dipakai adalah hasil copy paste begitu saja.
Wartawan sekadar ingin cepat. Mereka tak punya waktu untuk belajar menulis. Di media online, satu wartawan ditarget 5 – 10 berita per hari. Redakturnya bisa mengedit puluhan berita.
“Jadi berita yang ngawur pun sering lolos. Ini karena redaktur tidak membaca berita dengan cermat, apakah kontennya itu sudah memenuhi kaidah jurnalistik atau belum,” ungkap Ahmad. ***