Pencerahan Politik: Menolak Ridwan Kamil, Memilih Mahfud MD
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 12 September 2023 09:10 WIB
Saya lebih memilih Mahfud MD menjadi Cawapres Ganjar Pranowo.
Pertimbangan rasionalnya adalah Mahfud MD mempunyai integritas atas komitmen kebangsaannya. Furthermore, spektrum politik Mahfud sangat lebar, dari perspektif elektoral.
Membahas elektoral Mahfud MD tidak bisa berfikir dengan satu variable, Mahfud MD. Namun, elektoral Mahfud MD adalah buah dari sebuah dinamika politik yang berkembang saat ini, yang dengan mudah, bisa disimulasikan secara matematis untuk sebuah prediksi.
Bagaimana mengkuantifikasikan besaran-besaran politik yang sifatnya kualitatif, agar bisa dipakai sebagai variable dalam operasi matematis, adalah kunci suksesnya sebuah simulasi, menyederhanakan sebuah masalah yang rumit, agar mudah dipahami. Simple is always the best.
Munculnya pasangan capres-cawapres Anies-Imin, membuat kecewa dan sakit hati banyak orang. Selain itu, Anies dan Imin adalah dua sosok yang saling merugikan, karena ketidak sesuaian ideologi.
Muhaimin Iskandar sebagai Ketum PKB, elektoralnya amat sangat rendah sebagai cawapres, apalagi sebagai capres, relatif dibandingkan perolehan suara PKB pada Pileg 2019, yaitu dikisaran 10 persen.
Artinya? Muhaimin tidak dipilih oleh mayoritas pemilih PKB. Ancaman lebih serius, pemilih PKB bisa berpindah ke lain hati, gara-gara Imin berpasangan dengan Anies. Sekali lagi, karena ketidak sesuaian ideologi.
Mahfud bisa menjadi magnet elektoral, bukan hanya bagi warna NU, namun juga bagi kelompok kanan yang sudah terlanjur terlalu ke kanan. Mengapa bisa begitu? Sangat simple, mereka dikecewakan Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019. Prabowo sangat konsisten, yaitu selalu kalah dalam Pilpres.