DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

NED, LSM Binaan CIA yang Diduga Mau Ikut Campur Hasil Pemilu dan Pilpres Indonesia 2024

image
Ilustrasi LSM AS, NED yang jadi cover CIA dan diduga mau mencampuri hasil pemilu dan pilpres 2024.

ORBITINDONESIA.COM - Dokumen yang dikirimkan secara anonim ke MintPress News mengungkapkan NED (National Endowment for Democracy), sebuah front CIA yang terkenal kejam, sedang meletakkan dasar bagi revolusi warna di Indonesia. Demikian dilaporkan jurnalis investigatif Kit Klarenberg, baru-baru ini.

Pada Februari 2024, warga Indonesia akan memilih Presiden, Wakil Presiden, DPR dan DPD. Presiden Jokowi tidak bisa ikut pilpres masa jabatan ketiga, dan NED sedang bersiap menempatkan tokoh yang pro-AS setelah kepergian Jokowi.

Operasi NED ini tetap dilakukan, meskipun terdapat kebocoran yang mengindikasikan bahwa badan intelijen terkemuka di Jakarta, BIN, telah secara tegas memperingatkan para pejabat AS untuk tidak cawe cawe dengan pemilu dan pilpres Indonesia.

Baca Juga: Jan Koller Bawa Borussia Dormund Legends Menang 4-0 Atas Persib Bandung All Stars

Berbagai bocoran yang diterima MintPress News ini memberikan wawasan yang menakjubkan tentang bagaimana NED beroperasi di balik layar, yang darinya dapat ditarik kesimpulan yang jelas tentang aktivitasnya di tempat lain, di masa lalu dan masa kini.

Berdasarkan perhitungan NED, organisasi ini beroperasi di lebih dari 100 negara dan menyalurkan lebih dari 2.000 hibah setiap tahunnya.

Di Indonesia, jumlah tersebut telah membantu memperluas aliran Dana Abadi ke berbagai LSM, kelompok masyarakat sipil, dan, yang paling penting, partai politik dan kandidat dari berbagai spektrum ideologi.

Taruhan sebaran yang luas ini dapat memastikan aset-aset AS (politisi yang pro terhadap kepentingan  AS), dengan satu atau lain cara, akan menang pada Februari 2024.

Baca Juga: Kesit Budi Handoyo: Ketegasan Erick Thohir dan Keberanian Shin Tae-yong Bikin Timnas Lebih Tangguh

Namun, pasukan NED yang berada di lapangan juga siap untuk menantang, atau bahkan membalikkan hasil pemilu/pilpres, jika pihak yang salah (yang tidak didukung AS) menang.

Hibah pribadi – dengan kata lain, suap – dari NED secara diam-diam telah didistribusikan kepada masyarakat Indonesia untuk melakukan protes anti-pemerintah.

Apa yang NED rencanakan untuk dilakukan pada hari pemilu masih belum pasti, meskipun percikan api dipastikan akan berkobar.

Setidaknya, dokumen-dokumen yang diperoleh MintPress News ini cukup memperkuat apa yang diakui secara terbuka oleh salah satu pendiri NED, Allen Weinstein pada 1991: “Banyak hal yang kita (NED) lakukan saat ini dilakukan secara diam-diam 25 tahun lalu oleh CIA.”

Baca Juga: Menggoda Lidah dengan Kelezatan Jasuke yang Ada di Jalan Toha, Kota Cirebon

Presiden Jokowi kini bersiap-siap untuk meninggalkan jabatannya pada 2024, dan peringkat persetujuan pribadinya di mata publik berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

Kepergian Jokowi akan menciptakan lembaran politik yang bersih, yang ingin diisi oleh NED. Untungnya, terulangnya pembantaian yang dilakukan oleh badan intelijen, yang membawa Suharto berkuasa beberapa dekade lalu, tampaknya tidak mungkin terjadi.

Namun bocoran dokumen yang diperoleh MintPress News memperjelas bahwa imperium AS sedang bersiap untuk melakukan “kudeta” lagi di Jakarta di bawah naungan slogan “promosi demokrasi.”

Hal ini telah menjadi alasan utama NED sejak didirikan pada 1983. Organisasi ini secara eksplisit didirikan oleh para senior CIA dan aparat kebijakan luar negeri AS.

Baca Juga: Bandung Lautan Seblak, Pedasnya Lomba Mukbang di Braga City Walk

NED berfungsi sebagai mekanisme publik untuk dukungan rahasia tradisional CIA terhadap kelompok oposisi, gerakan aktivis dan media di luar negeri, yang terlibat dalam propaganda dan aktivisme politik untuk mengganggu, mendestabilisasi, dan menggusur rezim “musuh” (yang tidak sejalan dengan kepentingan AS).

Campur tangan NED yang jahat selama bertahun-tahun terlalu panjang untuk dicantumkan di sini. Namun baru-baru ini, hal ini termasuk mensponsori pemberontakan yang gagal di Kuba, menyalurkan uang kepada pengunjuk rasa separatis di Hong Kong, dan berupaya menggulingkan pemerintah Belarusia.

Meskipun mengalami kegagalan penggulingan kekuasaan di tempat lain, ini jelas bukan merupakan penghalang bagi NED untuk mencoba lagi di Indonesia saat ini.***

Berita Terkait