Ingin Berkebun Tapi Halaman Sempit, Ini Tips Budidaya Kangkung dengan Sistem Hidroponik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 10 September 2023 08:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Kini budidaya kangkung hidroponik menjadi solusi jika ingin berkebun di halaman rumah yang sempit.
Budidaya kangkung hidroponik bisa menjadi ruang hijau di area rumah, sehingga menciptakan lingkungan yang segar, alami, dan penuh dengan tanaman.
Hidroponik adalah metode tanam tanpa tanah
Budidaya kangkung secara hidroponik adalah cara yang efisien dan bersih untuk menanam kangkung tanpa menggunakan tanah.
Baca Juga: 6 Pendapat Menarik Tentang Luffy di Manga One Piece, dari Nama Ibu Kandung hingga Kematian Shanks
Dalam budidaya hidroponik, kangkung ditanam dalam air yang diperkaya dengan nutrisi esensial.
Budidaya kangkung secara hidroponik adalah metode yang efisien dan bersih untuk menanam kangkung tanpa menggunakan tanah.
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh dengan baik dalam sistem hidroponik karena akarnya dapat tumbuh di dalam larutan nutrisi yang diberikan.
Baca Juga: Misteri Kejahatan Dex dalam Drakor The First Responders 2, Kasus Kota Kumuh Jadi Sorotan
Bahan-bahan yang perlu di butuhkan cukup mudah, yaitu :
1. Bibit kangkung.
2. Wadah atau sistem hidroponik (misalnya, sistem rakit apung atau sistem NFT).
3. Larutan nutrisi hidroponik.
4. Pompa air dan selang (untuk sistem rakit apung atau NFT).
Baca Juga: Timnas Indonesia U23 Kalahkan China Taipei 9-0, Akmal Marhali: Menyamai Pencapaian 22 Silam
5. Air bersih.
6. pH meter dan alat pengukur PPM/EC (konduktivitas listrik).
7. Wadah atau bak air.
Setelah bahannya terkumpul berikut merupakan Langkah-langkah dari budidaya kangkung hidroponik :
Baca Juga: Timnas Indonesia Menang Lawan Turkmenistan, Erick Thohir Disanjung Suporter
1. Pilih Sistem Hidroponik
Dapat memilih antara beberapa sistem hidroponik yang berbeda, tetapi sistem rakit apung atau sistem NFT (Nutrient Film Technique) sering digunakan untuk budidaya kangkung.
Sistem rakit apung adalah salah satu yang paling umum digunakan.
2. Siapkan Perangkat dan Bahan
Perangkat yang di butuhkan termasuk wadah atau rakit apung, wadah untuk larutan nutrisi, pompa air, selang, timer, pH meter, alat pengukur PPM/EC (konduktivitas listrik), dan bibit kangkung.
Memerlukan larutan nutrisi hidroponik yang dapat Anda beli di toko pertanian atau membuatnya sendiri dengan mengikuti petunjuk pada kemasan.
3. Persiapan Bibit
Siapkan bibit kangkung yang sehat, bisa membeli bibit atau menyemai benih kangkung dalam substrat seperti rockwool.
Perluas akar bibit dengan meletakkannya dalam air atau larutan nutrisi selama beberapa hari sebelum menanamnya dalam sistem hidroponik.
4. Persiapan Sistem Hidroponik
Atur sistem hidroponik, baik itu rakit apung atau NFT. Pastikan semua komponen sistem berfungsi dengan baik.
Isi wadah dengan larutan nutrisi sesuai dengan rekomendasi yang tertera pada kemasan nutrisi.
5. Tanam Bibit
Letakkan bibit kangkung di dalam sistem hidroponik.
Dalam sistem rakit apung, bibit biasanya ditempatkan dalam pot-pot yang diletakkan di atas air.
Pastikan akar bibit berada dalam larutan nutrisi.
6. Monitor Lingkungan
Pastikan kangkung mendapatkan cahaya yang cukup, baik dari sinar matahari atau lampu tumbuh yang sesuai.
Jaga suhu sekitar 20-30°C untuk pertumbuhan yang optimal.
7. Monitor Kualitas Air
Gunakan pH meter untuk memantau pH larutan nutrisi.
Kangkung lebih suka lingkungan dengan pH sekitar 5,5 hingga 6,5.
Gunakan alat pengukur PPM/EC untuk memantau tingkat nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
8. Pemeliharaan Rutin
Lakukan pemeliharaan rutin seperti pemangkasan daun yang mati, mengganti larutan nutrisi secara berkala (biasanya 1-2 minggu sekali), dan mengontrol hama atau penyakit jika muncul.
9. Panen Kangkung
Kangkung biasanya dapat dipanen dalam 3-4 minggu setelah penanaman.
Potong batang kangkung di bagian bawah tanaman saat sudah mencapai ukuran yang diinginkan.
Dengan merawat kangkung secara baik dalam sistem hidroponik, dapat memperoleh hasil yang cepat dan berkualitas tinggi.
Pastikan untuk menjaga kualitas air dan nutrisi, serta memantau kondisi tanaman secara teratur untuk hasil yang optimal.
Sehingga ketika saat panen, kangkung bisa dijadikan untuk bahan konsumsi sendiri bahkan bisa dijual kepasaran.***
*Penulis: Syarif Fadel