Yunani Temukan 18 Mayat Hangus Akibat Kebakaran yang Menyebar di Eropa Selatan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 23 Agustus 2023 18:27 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kebakaran Hutan di Yunani yang sudah terjadi sejak hari Senin kemarin menimbulkan malapetaka untuk negara tersebut.
Kebakaran hutan ini menyebabkan timbulnya gelombang panas mematikan yang membuat seluruh negara di Eropa Selatan harus mengeluarkan sinyal bahaya.
Pemerintah Yunani menyebutkan bahwa mereka menemukan sebanyak delapan belas mayat yang telah hangus akibat kebakaran hutan yang terjadi di negara mereka selama berhari-hari.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Yunani Dipicu oleh Perubahan Iklim dan Angin Kencang Menewaskan Satu Orang
Penemuan mayat tersebut berlokasi di desa Avantas, sebuah desa terpencil yang terdapat di timur laut Yunani pada hari Selasa 22 Agustus 2023.
Petugas Pemadam Kebakaran yang diarahkan menuju lokasi penemuan mayat tersebut mengatakan bahwa mereka masih menyelidiki apakah mayat tersebut merupakan imigran atau bukan.
Delapan belas mayat tersebut ditemukan dalam sebuah gubuk di bagian selatan desa Aventas, kota Evros, Yunani.
Baca Juga: Begini Nasib Empat Peselancar Asal Australia yang Sempat Dinyatakan Hilang di Indonesia
Seperti diketahui bahwa wilayah Evros merupakan jalur yang paling populer bagi para imigran dari Timur Tengah dan Asia untuk menyeberang dari Turki.
Sementara di dekat pelabuhan kota Alexandroupolis, Yunani, puluhan pasien di rumah sakit setempat sudah dievakuasi oleh pemerintah menggunakan kapal feri.
Hal itu dilakukan karena kobaran api yang membakar kaki Gunung Parnitha mengeluarkan kepulan asap tebal ke langit ibukota Athena.
Baca Juga: 10 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Pesawat N28JV di Malaysia, Ini Identitas Korban
Lalu di Spanyol, Italia, dan Portugal, ratusan petugas Pemadam Kebakaran setempat sedang berjuang untuk memadamkan api yang berkobar di wilayah mereka.
Para ilmuwan mengatakan bahwa kobaran api tersebut disebabkan oleh perubahan iklim yang kemudian menjadikan wilayah tersebut menjadi kering, panas, dan berangin.
Ramalan cuaca setempat mengatakan, Banyak wilayah di negara tersebut yang mengalami kenaikan suhu yang diperkirakan sudah melebihi 40 derajat celcius (104 derajat fahrenheit).
Baca Juga: Kebakaran Hebat di Kanada Akibatkan Lebih dari 20 Ribu Penduduk Yellowknife Mengungsi
Hal tersebut menyebabkan pemerintah Italia dan Perancis segera mengeluarkan siaga merah tanda bahaya di beberapa wilayah negara mereka.
Cuaca yang terik pada bulan Juli tercatat sebagai bulan paling panas di seluruh dunia dan itu menyebabkan gelombang panas datang ke berbagai wilayah.
Ada sekitar 20.000 orang turis yang dievakuasi dari Pulau Rhodes di Yunani dan kebakaran hutan terjadi di Pulau Canary di La Palma, Spanyol, pada bulan Juli.
Baca Juga: Heran, Ini 5 Alasan Banyak Lansia di Jepang Terlibat Tindak Kriminal
Gelombang panas juga menyebabkan kebakaran hutan serius di Pulau Maui, Hawaii, yang menewaskan sedikitnya 110 orang serta menghancurkan situs bersejarah di negara bagian tersebut.
Pada awal minggu ini, pemerintah Kanada mengarahkan pasukan militer ke provinsi paling barat British Columbia untuk mengatasi kebakaran yang menyebar dengan cepat di wilayah tersebut.
Sekarang di Yunani, angin kencang yang berhembus membuat petugas Pemadam Kebakaran setempat kesulitan untuk memadamkan kobaran api.
Baca Juga: Gempa Berkekuatan 5,1 Magnitudo Guncang Ojai di Regency Ventura Terkuat selama Satu Abad Lamanya
Romania sampai harus mengirimkan sebanyak lima puluh enam petugas Pemadam Kebakaran mereka untuk membantu mengatasi kebakaran hutan tersebut pada hari Selasa.
Sementara pemerintah Athena saat ini masih mengharapkan datangnya bantuan dari negara tetangga seperti Republik Ceko, Kroasia, Jerman, dan Swedia.
Pihak berwenang juga menemukan 18 jenazah yang hangus terbakar di desa Avantas di dekat hutan Dadia yang luas.
Baca Juga: Banjir Bandang Akibat Badai Hilary Hancurkan Sejumlah Wilayah di California, Satu Orang Tewas
Sementara pada hari Senin malam, petugas juga menemukan jenazah yang diduga milik seorang imigran di sebuah pedesaan yang berjarak sekitar 40 mil dari pusat kota.
Petugas Pemadam Kebakaran juga sedang mencari dan menyelidiki lebih lanjut tentang penemuan jenazah tersebut.
"Kemungkinan bahwa mereka adalah orang-orang yang memasuki negara secara ilegal sedang diselidiki," kata petugas tersebut dikutip Orbitindonesia.com dari Reuters 23 Agustus 2023.
Baca Juga: Kisah Seorang Perawat di Inggris Jadi Pelaku Pembunuhan Berantai Bayi yang Baru Lahir
Rumah sakit di Pelabuhan Alexandroupolis juga harus mengevakuasi puluhan pasien mereka, termasuk bayi yang baru lahir, karena kebakaran hutan mengarah ke lokasi mereka.
Sebuah kapal feri di pelabuhan tersebut diubah menjadi rumah sakit darurat untuk menampung sebanyak 65 pasien dari rumah sakit Universitas.
Seorang perawat di rumah sakit tersebut, Nikos Gioktsidis, mengatakan bahwa pemandangan hari itu sangat mengerikan seperti sedang berada di medan perang.
Baca Juga: Survei SMRC: Elektabilitas Anies 20,4 Persen, Prabowo 33,6 Persen, dan Ganjar 35,9 Persen
"Saya sudah bekerja selama 27 tahun, dan saya belum pernah melihat hal seperti ini," kata Nikos dikutip Orbitindonesia.com dari Reuters 23 Agustus 2023.
"Tandu dimana-mana, pasien disini, (harus) diinfus disana... rasanya seperti (sedang berada di medan) perang, (kobaran api itu) seperti bom meledak," katanya.
Pada hari Selasa, kebakaran hutan juga terjadi di pinggiran kota, tepatnya di kaki Gunung Parnitha, Athena.
Baca Juga: Hasil Kejuaraan Dunia BWF 2023, Ganda Rehan/Lisa Menang atas Wakil Jerman Lolos ke Babak 16 Besar
Kebakaran hutan hebat tersebut membakar seluruh rumah penduduk yang ada di sana dan membuat para penduduk haru dievakuasi dari sana.
Seorang warga yang tinggal di Hasia, Sotiris Masouris, mengatakan bahwa angin kencang membuat petugas Petugas Pemadam Kebakaran kesulitan memadamkan api.
"Anginnya sangat kencang... Ini adalah tugas pemadaman kebakaran yang sangat sulit. Tuhan tolonglah kami," kata Sotiris dikutip Orbitindonesia.com dari Reuters 23 Agustus 2023.
Proses evakuasi dan pemadaman api masih terus dilakukan hingga saat ini, semoga tidak ada lagi korban jiwa dalam peristiwa ini.***