Orbit Indonesia
Usman Kansong: Toko Buku Terakhir
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 05 Agustus 2023 18:30 WIB
Setelah membaca buku 'The Diary of A Bookseller', saya terpikir untuk menuliskan berbagai hal tentang buku. Sebagai pecinta buku, bolehlah saya berbagi pengalaman saya berinteraksi dengan buku. Lalu, saya mulai menuliskannya di laman Facebook saya.
Baca Juga: Buntut dari Banyaknya Kematian Harimau Benggala Alshad Ahmad, Professor IPB Beri Komentar Menohok
Tulisan-tulisan itu pertama-tama merupakan ekspresi kecintaan saya pada buku, kegemaran saya membaca buku, serta interaksi saya dengan buku. Ini bisa dikatakan sebentuk narsisme juga, tak ubahnya mereka yang memamerkan foto diri bersama pejabat atau foto diri ketika bepergian ke luar negeri di laman Facebook.
Akan tetapi, saya memamerkan foto-foto buku, bukan foto diri bersama pejabat, foto diri ketika bepergian ke luar negeri. Saya bisa juga dikatakan flexing, memamerkan kekayaan atau pencapaian. Namun, saya memamerkan kekayaan intelektual berupa buku, bukan kekayaan harta berupa Rubicon.
Saya kemudian terpikir untuk membukukan unggahan-unggahan saya tentang buku itu. Judulnya "Toko Buku Terakhir ' Walhasil, buku ini berisi kumpulan tulisan saya yang saya unggah di laman Facebook saya.
Selain untuk ekspresi, narsis, atau flexing, sumpah, saya mengunggah tulisan tentang buku di Facebook dan kemudian membukukannya, juga untuk menggugah literasi kita di era digital!
Meski mungkin terlalu idealis, bolehlah saya berharap, di tengah makin meredupnya budaya baca kita yang salah satunya akibat disrupsi digital, buku ini bisa memulihkan kegemaran membaca kita, budaya baca kita. Bolehlah saya mengimbangi narsisme dengan idealisme.
(Oleh: Usman Kansong, wartawan senior) ***