DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bumi Semakin Panas di Bulan Juli Akibat Perubahan Iklim, PBB Peringatkan Era Mendidih Global Telah Dimulai

image
Bumi Semakin Panas di Bulan Juli Akibat Perubahan Iklim, PBB Peringatkan 'Era Mendidih Global' Telah Dimulai

 

ORBITINDONESIA.COM - Pemanasan global menjadi isu yang semakin diperhatikan mengingat seiring berjalannya waktu suhu di bumi semakin meningkat dan perubahan iklim menjadi tak menentu.

Bukan hanya pemanasan global, tapi PBB bahkan menyatakan perubahan iklim mengakibatkan peningkatan suhu bumi yang semakin signifikan di bulan Juli sebagai ‘era mendidih global’.

Dilansir dari The Washington Post, Sekjen PBB, António Guterres dalam jumpa persnya mengeluarkan peringatan keras tentang perubahan iklim minggu ini dimana era pemanasan global telah berakhir dan era pendidihan global telah tiba.

Baca Juga: WMO Peringatkan Perubahan Iklim yang Meningkat di Asia, Bencana Mengintai

Para ilmuwan mengonfirmasi bahwa Juli akan menjadi bulan terpanas di Bumi dalam sejarah akibat peningkatan suhu bumi yang drastis.

António Guterres mengatakan bahwa perubahan iklim saat ini sangat menakutkan dan kejadian yang terjadi sekarang ini baru permulaan.

Cuaca panas ekstrim membuat anak-anak tersapu oleh hujan monsun, banyak keluarga lari dari kobaran api akibat kekeringan dan para pekerja ambruk dalam panas terik yang menyengat.

Baca Juga: Biar Gak FOMO, Simak Kumpulan Link Download Wajah Monkey D. Luffy Jelang Kemunculan Gear 5 di Anime One Piece

Data menunjukkan bahwa Juli telah menjadi periode tiga minggu terpanas yang pernah tercatat dan menjadi rekor tiga hari terpanas dengan suhu lautan tertinggi sepanjang tahun ini.

Meskipun kalimat ‘mendidih global’ bukan istilah ilmiah, namun banyak yang mengatakan bahwa istilah tersebut sangat relevan dengan keadaan saat ini.

Piers Forster, profesor fisika iklim di University of Leeds di Inggris dan ketua Komite Perubahan Iklim Inggris mengatakan António Guterres mencoba membuat kata-kata yang lebih menarik dan sensasional dengan menggunakan istilah ‘mendidih global’.

Baca Juga: PT KAI Ubah Kapasitas Maksimal Penumpang Kereta Api Pandanwangi, Cek Info Selengkapnya di Sini

Hal itu dilakukan Sekjen PBB satu ini agar mendapatkan perhatian orang karena kita harus membuat pemerintah menanggapi perubahan iklim dengan serius dan menempatkannya di puncak agenda mereka.

Perubahan iklim ekstrim yang terjadi persis sesuai dengan prediksi para ilmuwan yang dikatakan kepada orang-orang 20 tahun lalu dan sekarang hal itu benar terjadi.

Ini bukan pertama kalinya Perserikatan Bangsa-Bangsa menciptakan istilah dalam upaya menyampaikan kepada publik tentang risiko yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Baca Juga: 20 Quotes Terbaik untuk Memperingati Hari Persahabatan Sedunia Menghargai Ikatan yang Abadi penuh Inspirasi

Pada tahun 2021, Guterres menggunakan istilah “kode merah untuk kemanusiaan” untuk mendeskripsikan temuan laporan penting yang mengatakan bahwa manusia telah mendorong iklim ke situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Suraje Dessai, seorang profesor adaptasi perubahan iklim di Universitas Leeds, mengatakan bahwa memerlukan berbagai cara untuk mencoba mengkomunikasikan perubahan iklim kepada publik sehingga mereka dapat memahami urgensinya.

Istilah pendidihan global sebenarnya bisa cukup relevan dalam beberapa keadaan, misalnya, di tempat-tempat di mana suhu dan kelembaban meningkat secara signifikan.

Baca Juga: Kenali Kriteria Ikan Cupang Berkualitas Juara, Versi International Betta Congress agar Budidaya Jadi Cuan

Hal tersebut tentunya akan berdampak besar pada kematian, karena jika kelembapan dan suhu naik bersamaan, maka tubuh kita tidak bisa berkeringat.

Hal mengerikan itu kini terjadi di seluruh Timur Tengah dan di sebagian wilayah Pakistan dan India, sementara itu di masa depan hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi lebih jauh lagi.

Beberapa peristiwa, termasuk pemanasan lautan dan pengurangan es laut, mungkin terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan para ilmuwan, tetapi gelombang panas yang terjadi sekarang ini adalah hal-hal yang telah diprediksi sejak lama.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Restoran Tempo Dulu di Jakarta, Ada yang Sudah Buka Sejak Tahun 1960

Meskipun tindak pencegahan sudah sangat terlambat, namun kombinasi tindakan individu dan pemerintah adalah kunci untuk memperlambat pemanasan global yang semakin parah.

Negara-negara di Eropa dan di seluruh dunia belum bersiap menghadapi perubahan iklim, gelombang panas, yang mengakibatkan kenaikan permukaan laut, kekeringan, banjir, dan sebagainya.

Karenanya masyarakat harus dibuat lebih siap menghadapi perubahan iklim ekstrim yang akan terjadi cepat atau lambat di kemudian hari.

Baca Juga: Mengenal Pasar Bunga Rawa Belong: Legendaris, Paling Besar dan Terlengkap di Asia Tenggara

 

Pada saat yang sama, kata Seneviratne, kemampuan individu untuk mengurangi emisi mereka dapat bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Misalnya, mungkin lebih sulit untuk hidup tanpa mobil di beberapa bagian Amerika Serikat daripada di banyak negara Eropa.

Untuk itu, pengurangan emisi karbon harus segera dikurangi, dan kesadaran pemerintah hingga individu harus ditekankan lagi karena setiap individu dapat mempengaruhi perubahan di masa depan.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Streaming Legal nonton Drakor Uncanny Counter Season 2 yang Dibintangi Kim Se Jeong

Pembuatan aturan oleh setiap pemerintah juga perlu dilakukan agar dapat menekan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim serta mengatur pengurangan emisi karbon di seluruh dunia.***

 

Berita Terkait