RENUNGAN HIDUP: Manusia dan Uang
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 24 Juli 2023 13:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Di zaman modern ini manusia dan uang tidak bisa dipisahkan. Manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa memiliki uang, segala aktifitas manusia selalu berhubungan dengan uang.
Mau makan butuh uang, sakit butuh uang, kerja butuh uang transportasi, pakai HP butuh uang buat pulsa dan data, pakaian, sandal, sepatu, listrik, air, juga perlu uang untuk mendapatkannya, pokoknya tanpa uang manusia tidak bisa beraktivitas apapun.
Manusia dan uang ibarat makhluk hidup dan air. Tanpa tersedia air, semuanya bakal mati.
Baca Juga: Gara Gara Perang Dagang AS vs China, Samsung Bisa Senasib dengan Nokia
Beberapa tahun yang lalu, seorang ibu muda beserta 3 anaknya ditemukan terbujur kaku di dalam rumahnya, akibat si ibu mengalami depresi oleh tekanan ekonomi.
Dia membunuh ketiga anaknya dengan cara meminumkan minuman yang telah dicampur dengan racun. Lalu membaringkan mayat ketiga anaknya di atas tempat tidur, memandikannya terlebih dahulu, lalu memakaikan pakaian mereka.
Seolah-olah ketiga anaknya sedang tertidur lelap. Kemudian dia sendiri menenggak sisa racun untuk membunuh dirinya sendiri dengan memeluk anaknya. Tragis sekali.
Kemarin kejadian serupa menimpa seorang ibu muda yang depresi akibat ditagih utang terus menerus oleh rentenir. Ibu itu terlebih dahulu menyayat urat nadi anak balitanya, kemudian dia gantung diri di dapur rumah kontrakannya di Malang. Tragis dan memilukan sekali.
Baca Juga: Adegan Ben Affleck di Aquaman and The Lost Kingdom Sudah dihapus
Memang tidak bisa dipungkiri, semua orang memerlukan uang untuk bertahan hidup. Tapi orang-orang yang menjadikan uang sebagai tujuan hidupnya tidak bakal lebih bahagia daripada orang yang bisa mensyukuri uang yang didapatnya.
Dan orang yang tidak pelit untuk membagikan uangnya kepada orang lain yang membutuhkan, tanpa mengharapkan imbalan daripada apa yang dilakukannya untuk uang yang dimilikinya, adalah orang yang paling bahagia hidupnya.
Yang paling celaka adalah orang yang menjadikan uang sebagai "Tuhannya", demi uang apapun dilakukan, senang merugikan orang lain, senang mencelakakan orang lain.
Bahkan senang membuat orang lain menderita asalkan dirinya mendapatkan keuntungan. Pelit, kikir, dan tidak punya kepedulian terhadap sesamanya. Orang-orang seperti itulah orang yang paling celaka di dunia ini.
Baca Juga: Jokowi Dikadali, Glen Ario Sudarto Mafia Nikel Ditangkap, Siapa Lagi Berikutnya
Uang punya kuasa untuk mengubah manusia jadi monster yang paling jahat di antara segala monster.
Segala kejahatan didunia bersumber dari uang. Manusia-manusia serakah paling pintar memanfaatkan situasi untuk terus menambah pundi-pundi uangnya. Welas asih hilang, toleransi lenyap, harga diri sirna, hanya ego dan keserakahan yang terus melambung setinggi langit.
Banyak sekali orang serakah yang tega membodohi orang lain melalui "ajaran ilusi" demi mendulang uang segudang, yang menyesatkan orang banyak ke "jalan keselamatan palsu" tanpa peduli karma.
Banyak pejabat yang hilang harga dirinya, korupsi uang negara demi pamerkan uang haram untuk menuai pujian.
Baca Juga: Kalau Beli Buku, yang Perlu Diperhatikan Bukan Penulisnya Tetapi Kata Pendahuluan
Banyak wakil-wakil rakyat yang memanfaatkan masyarakat lugu untuk meraih kedudukannya demi kesenangan dirinya sendiri. Memanfaatkan jabatan bukan untuk mewakili rakyat, tapi untuk mewakili keserakahannya sendiri.
Banyak rentenir yang tega memeras darah orang yang kesusahan untuk keuntungannya sendiri.
Banyak manusia durjana yang mencari uang melalui TPPO, mengambil paksa organ dalam manusia dan menjual orang lain jadi budak seks, demi memenuhi nafsu keserakahannya.
Banyak begal berkeliaran di mana-mana mencederai dan membunuh orang, untuk mengambil harta yang tak seberapa dari korbannya.
Baca Juga: Inspirasi dari Film Oppenheimer (2023): Dilema Moral Seorang Ilmuwan
Dan banyak orang serakah yang tega merusak anak di bawah umur dan merusak keharmonisan rumah tangga orang, dengan cara mencekoki mereka dengan narkoba.
Semua kejahatan itu berpusat pada uang. Jika pikiran manusia tidak terpaku kepada uang, tidak akan menyeret orang itu untuk melakukan kejahatan.
Maka bijaklah dalam memaknai uang. Jangan hidup untuk uang, tapi pergunakanlah uang untuk kehidupan yang membawa manfaat bagi semua makhluk.
(Oleh: Nyoto R.) ***