Swinger Politik Jalan Pintas, Solusi Win Win Solution Bagi Prabowo dan Megawati
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 15 Juli 2023 08:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Berita rencana pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kian berhembus kencang. Dua petinggi partai ini akan segera melakukan pertemuan penting di tengah isu kemandegan penjajagan koalisi partai dan juga isu pemilihan wakil presiden.
Moncernya Prabowo dan kemerosotan elektabilitas Ganjar Pranowo juga akan menjadi bagian agenda pembahasan yang sangat rahasia.
Sebelumnya, Gerindra diundang oleh PDIP dalam acara Bulan Bung Karno, 24 Juni 2023 di GBK. Namun Prabowo tidak datang dengan alasan khusus.
Baca Juga: Persija Jakarta Perkenalkan Maciej Gajos Sebagai Pemain Baru Macan Kemayoran di Kompetisi BRI Liga 1
Dalam pidatonya, Megawati menyindir keras bagi ketua partai yang hadir tetapi belum menentukan sikap pilihan dukungan politik. Ketua partai yang dimaksud adalah Zulkifli Hasan dari PAN dan Airlangga Hartarto dari Golkar.
Isu pertemuan dua petinggi partai ini diamini oleh PDIP Sadarestuwati. Menurut Wasekjen PDIP menanggapi informasi rencana Prabowo akan bertemu dengan Megawati Soekarnoputri.
Saat ini Gerindra yang tengah menunggu jadwal Ketum Megawati Soekarnoputri untuk pertemuan dengan Prabowo Subianto. Sadarestu menegaskan rencana pertemuan kedua tokoh tersebut memang ada.
"Saya belum mendapatkan informasi pastinya kapan Ibu Ketua Umum akan menerima Pak Prabowo. Yang pasti rencana untuk bertemu memang ada," kata Sadarestu dikonfirmasi, Jumat 14 Juli 2023.
Sadarestu mengatakan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tengah mengatur jadwal yang tepat. Ia menyebut Megawati tengah memiliki jadwal yang padat, salah satunya terkait dengan tugas di BRIN maupun BPIP.
Sebenarnya apa yang akan menjadi agenda krusial pertemuan ketua partai tersebut ?
Kemungkinan besar PDIP dan Gerindra akan membicarakan agenda besar berkaitan pilpres 2024. Didasari jika dua partai ini mempunyai kontribusi dan pengaruh besar dalam keseluruhan kontestasi politik nasional. Gerindra dan PDIP adalah partai besar yang sangat menentukan arah politik nasional.
Pertemuan tersebut akan membuka penawaran baru atau bargaining baru. Posisi tawar kedua partai saat ini sama kuat. PDIP sudah resmi mencapreskan Ganjar Pranowo dan Gerindra sendiri sudah memberikan mandat Ketum Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres 2024.
Baca Juga: 10 Alasan Wajib Mengapa Kamu harus Nonton Film Voice of Silence Menggugah Hati dan Menarik Perhatian
Terdapat persinggungan keras ketika PDIP dengan cepat melakukan manuver pencapresan Ganjar Pranowo menjadi calon resmi PDIP. Keputusan tersebut diyakini sebagai langkah sepihak dan mengejutkan.
Hubungan PDIP dan Gerindra dalam dua kali pilpres cukup panas. PDIP menang dua kali pencapresan dengan mengusung Jokowi, sementara Gerindra kalah dalam pilpres 2014 dan 2019 di mana Prabowo pada waktu itu sebagai calon presidennya.
Diakhiri periode jabatan Jokowi, ada isu jika Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto melakukan normalisasi hubungan politik. Atas dasar kesepakatan Batu Tulis ketika Prabowo menjadi wakil presiden dan Megawati menjadi capres, Megawati dan Prabowo akan kembali berbagi kekuasaan untuk hajat Pilpres 2024.
Skenario politik yang akan dibangun, yakni Prabowo Subianto sebagai capres dan kemungkinan Puan Maharani sebagai cawapresnya. Agenda perkawinan politik tersebut bubar karena ada pihak ketiga sebagai biang keladi pecahnya kongsi politik.
Baca Juga: Agama Digital: Redefinisi Cara Kita Beragama
Munculnya Ganjar Pranowo menjadi bagian malapetaka bagi PDIP dan Gerindra. Desakan internal dan eksternal PDIP memaksakan partai berlogo moncong putih tersebut harus memilih opsi dukung Ganjar Pranowo sebagai Capres.
Sementara Puan Maharani elektabilitasnya masih terpuruk, sehingga memaksakan dirinya lepaskan impian menjadi capres.
Gerindra akhirnya secara politik tersingkir dari posisi awal yang harusnya menjadi capres. Jadi bukan Ganjar Pranowo capresnya, tetapi Prabowo Subianto. Pada kenyataan, PDIP resmi umumkan Ganjar Pranowo calon presiden 2024.
Keputusan sepihak PDIP mencalonkan Ganjar menjadi babak baru Gerindra memantapkan dukungannya ke Prabowo Subianto, untuk wajib maju sebagai calon presiden. Prabowo Subianto langsung tancap gas dengan menemui Jokowi ke Solo pasca pengumuman Ganjar Pranowo capres resmi 21 April 2023.
Dalam dinamika politik saat ini, Prabowo kian mesra dengan Jokowi. Baliho Prabowo dan Jokowi bertebaran di mana-mana. Prabowo sering diajak Jokowi keliling Indonesia dan lebih gilanya Prabowo sangat dekat dengan kedua anak Jokowi, Kaesang dan Gibran.
Imbas politik yang diperoleh Prabowo dengan selaku nempel dengan Jokowi adalah elektabilitas Prabowo moncer dan tumbangkan Ganjar Pranowo. Dari awal Januari Prabowo naik secara konstan, sementara Ganjar Pranowo elektabilitas baik turun.
Prediksi Prabowo Subianto menang dalam pilpres 2024 semakin nyata, dengan banyaknya dukungan dari organ atau komunitas yang mendeklarasikan dukungan ke ketua umum Gerindra tersebut.
Sangat miris juga melihat survei politik yang menunjukkan jika pemilih Jokowi lebih cenderung memihak Prabowo daripada Ganjar. Diperparah lagi banyak ketua organ relawan pro Jokowi yang sudah balik arah dukung Prabowo seperti Imanuel (Noel) mantan ketua GP Mania, dan terakhir diduga Budi Arie Ketua Projo juga sudah selingkuh dengan Prabowo.
Melihat kenyataan peta politik yang semakin mencekam dan merugikan PDIP serta pencapresan Ganjar Pranowo, elite politik PDIP sengaja melakukan negosiasi ulang dengan Prabowo.
Skenario pertemuan Megawati dan Prabowo lebih banyak akan melakukan negosiasi berkaitan pencapresan. Bisa ada kejutan, semisal PDIP akhirnya mengalah dan memilih pilihan Ganjar Pranowo sebagai wakilnya.
Skenario kedua PDIP tetap mengajukan Ganjar Pranowo dan memberikan opsi Prabowo Subianto sebagai cawapresnya. Dan skenario ketiga atau terakhir PDIP mengambil ide gila menawarkan Puan Maharani menjadi wakil presiden.
Pada akhirnya dalam pertemuan Megawati dan Prabowo hanya berbagi kekuasaan dengan mengerem risiko politik tinggi.
PDIP dan Gerindra akan menyetujui proposal perdamaian, yang intinya siapapun yang akan menang atau kalah tetap akan berada dalam satu kapal besar, dan mereka akan menang bersama.
Kedua partai baik PDIP dan Gerindra akan bermain dua kaki. Idealnya posisi politik dua kaki paling aman adalah kompromi pencapresan yang bertukar pasangan.
Ganjar Pranowo tetap ada di komando PDIP, sementara Puan Maharani sebagai Dewi cinta untuk dipersembahkan sebagai perkawinan politik dengan Gerindra. Sudah jelaskan kan, PDIP dan Gerindra akan sama-sama menang dan pesta kekuasan di periode 2024-2029, siapapun pemenangnya Prabowo atau Ganjar.
Ditulis oleh:
Heru Subagia
Pengamat Politik dan Sosial Alumni UGM***