In Memoriam: KH Zamroni Irfan, Santri Modern yang Liberal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 09 Juli 2023 21:55 WIB
Aku juga bercerita bahwa KH AR Fachrudin, mantan pimpinan pusat Muhammadiyah adalah waliyullah seperti halnya Gus Dur. KH Zamroni setuju.
Saya sering menyatakan padanya, sampeyan persis seperti ayahnya, KH Irfan. Wawasannya luas dan kreatif. Zamroni sangat antusias ketika aku menceritakan ayahnya. Maklum ketika ayahnya wafat, Zamroni masih kecil, atau mungkin belum lahir.
Zamroni adalah sedikit dari santri Tegalgubug yang menerima pikiran liberal. Satunya lagi santri Tegalgubug yang liberal adalah KH Mukti Ali Qusyairi (Ketua Bahtsul Masaail PWNU Jakarta) alumnus Ponpes Lirboyo Kediri dan Al Azhar Kairo.
Mukti sepengetahuanku lebih liberal dari Buya Syakur Yasin yang kini dilaporkan Egi Sujana karena dianggap menghina Islam.
Zamroni, tak kalah liberal. Ia bisa menerima pikiran-pikiranku tentang agama masa depan. Tentang agama sebagai warisan kultural, tentang keabadian manusia di era berkembangnya teknologi ruh sehingga hidup dan mati adalah pilihan manusia, bukan takdir; tentang kiamat akibat global warming, dan tentang sorga dan neraka yang ada di dunia ini juga.
Kini teman dekatku, santri liberal itu telah tiada. Zamroni, kalau sampeyan bisa masuk dalam mimpiku, nanti ceritakan tentang alam barzakh dan pertemuan sampeyan dgn malailakat.
Aku kepo banget tentang cerita-cerita tersebut. Benarkah adanya? Atau cuma imajinasi orang-orang yang berlatar budaya Semit?
Selamat jalan Kang Zamroni. Somoga bahagia di alam sana.
Oleh: Syaefudin Simon, kolumnis. ***