DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

JEBAKAN PARADIGMA: Benarkah China di Ambang Krisis Ekonomi

image
Ilustrasi ekonomi China.

Bagi masyarakat Barat yang deeply religious, mereka terbiasa sabar dan tetap percaya menunggu berbagai nubuatan. Di mana mereka bersabar dan tetap percaya menunggu selama ribuan tahun.

Jadi tidaklah aneh atau ganjil, jika mereka tetap percaya menunggu bertahun-tahun ke depan hanya demi datangnya, the Coming Collapse of China.

Jadi pertanyaan yang lebih menarik justru terletak pada Soros, Gordon Chang, tim jurnalis the Economist, CNBC dan sebagainya Mengapa para pakar ini selalu salah memprediksi ekonomi China hingga 30 tahun lebih? Jawaban atas pertanyaan diatas akan fokus pada problema ini, yaitu Jebakan Paradigma (The Paradigm Trap).

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Mission Impossible Dead Reckoning Part One, Tom Cruise bermain Penuh Aksi Berbahaya

Bagi mereka yang dididik dan hidup dalam sebuah dunia yang meyakini bahwa Komunisme atau Sosialisme itu adalah teori yang salah, ekonomi Komunisme atau Sosialisme pasti hancur dan remuk, pemerintahannya menindas dan memperkosa rakyat, komunisme adalah iblis yang harus dimusuhi, dan sebgainya, akan melihat kemajuan ekonomi China sebagai sebuah pengecualian belaka.

Sesuatu yang hanya terjadi sementara. Dalam benak merekapun segera muncul tebakan ataupun prediksi bahwa sebentar lagi, "pasti akan remuk, pasti akan hancur, pasti ada krisis yang muncul, dan sebagainya."

Akibatnya, masalah sekecil apapun yang terjadi pada ekonomi China akan ditafsirkan sebagai indikasi keruntuhan ekonomi. Mulai dari penertiban para konglomerat termasuk grup Alibaba dan Ant Group, Evegrande, crash yang terjadi di bursa saham, dan seterusnya.

Pola pikir ini adalah politis - ideologis, pendapat atas ekonomi China dilontarkan atas dasar penilaian (dalam pengertian, judgement) dengan dasar ideologi atau filosofi politik, bukan atas dasar analisis dengan basis data. Ini jelas bukan pola pikir saintifik yang selalu data based, analisis lahir atas basis data.

Baca Juga: Ajakan Pandawara Group Bersihkan Pantai Terkotor di Indonesia Berhasil, 3700 Orang di Lampung Turut Membantu

Jika kita perhatikan dengan teliti alur logika analisis Gordon Chang, Soros, the Economist, TIME, atau Bank of Canada, kita temukan kesamaan bahwa mereka telah menyimpulkan hasilnya tanpa didasarkan pada analisis data yang mendasar dan komprehensif.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait