ORBITINDONESIA.COM - Aktor Keanu Reeves ditinggalkan oleh ayahnya pada usia 3 tahun dan dibesarkan dengan 3 ayah tiri yang berbeda. Dia menderita disleksia.

Mimpinya menjadi pemain hoki hancur karena kecelakaan serius. Putri Keanu Reeves meninggal saat lahir. Istrinya meninggal dalam kecelakaan mobil. Sahabatnya, River Phoenix, meninggal karena overdosis. Adiknya menderita leukemia.

Dan dengan semua yang telah terjadi, Keanu Reeves tidak pernah melewatkan kesempatan untuk membantu orang yang membutuhkan.

Baca Juga: Steffina Yuli, Perempuan Indonesia yang Masuk Dalam Daftar Under 30 Forbes Asia

Saat syuting film "The Lake House", dia mendengar percakapan dua asisten kostum. Seseorang menangis karena dia akan kehilangan rumahnya jika dia tidak membayar USD 20.000.

Maka pada hari yang sama, Keanu Reeves mendepositokan jumlah yang diperlukan ke rekening bank wanita itu. Dia juga menyumbangkan jumlah stratosfer ke rumah sakit.

Pada 2010, di hari ulang tahunnya, Keanu Reeves masuk ke toko roti dan membeli brioche dengan satu lilin, memakannya di depan toko roti, dan menawarkan kopi kepada orang-orang yang berhenti untuk berbicara dengannya.

Setelah memenangkan jumlah uang yang luar biasa untuk trilogi Matrix, aktor tersebut menyumbangkan lebih dari USD 50 juta kepada staf yang menangani kostum dan efek khusus - pahlawan sebenarnya dari trilogi tersebut, begitu dia menyebutnya.

Baca Juga: FIFA Matchday: Timnas Indonesia Melawan Palestina Berakhir Tanpa Gol

Dia juga memberikan Harley-Davidson ke masing-masing pemeran pengganti. Total biaya beberapa juta dolar. Dan untuk banyak film sukses, dia bahkan telah menyerahkan 90 persen dari gajinya untuk memungkinkan produksi mempekerjakan bintang lain.

Pada 1997 beberapa paparazzi menemukannya berjalan pada suatu pagi ditemani seorang tunawisma di Los Angeles, mendengarkan tunawisma itu dan berbagi hidupnya selama beberapa jam.

Kebanyakan bintang ketika mereka membuat isyarat amal, mereka mengumumkannya ke semua media. Tapi Keanu Reeves tidak pernah mengaku melakukan amal. Dia melakukannya hanya sebagai prinsip moral dan bukan untuk terlihat lebih baik di mata orang lain.

Pria ini bisa membeli segalanya, dan sebaliknya setiap hari dia bangun dan memilih satu hal yang tidak bisa dibeli: Menjadi orang baik. ***