Dr HM Amir Uskara: Bung Karno, Tito, dan Ekonomi Pancasila
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 06 Juni 2023 07:53 WIB
Oleh: Dr. H.M Amir Uskara, Anggota DPR RI/Ketua Fraksi PPP
ORBITINDONESIA.COM - Dialog antara Soekarno dan Josep Broz Tito tahun 1960-an, tentang "kekuatan suatu bangsa" sangat menarik. Presiden Yugoslavia saat itu, Broz Tito merasa yakin negerinya tidak akan pecah. Karena "tentara kami sangat kuat dan kami bisa mengendalikan negara," kata Tito.
Josep Broz Tito, yang terpilih sebagai Presiden Yugoslavia tahun 1953, memang sosok pemimpin kharismatik. Tito berteman dekat dengan Bung Karno. Karena keduanya pendiri non-blok, tidak pro-Amerika dan Uni Soviet.
Saat itu memang dunia terbagi dalam dua poros. Kapitalisme Amerika dan Komunisme Soviet. Kedua blok tersebut perang dingin. Nah, Indonesia dan Yugoslavia memilih netral. Tidak pro-Barat dan tidak pro-Timur. Alias Non-Blok.
Baca Juga: Shin Tae yong Kenalkan Charis Yulianto dan Haryanto Prasetyo Sebagai Asisten Pelatih yang Baru
"Bagaimana negara Indonesia? Bisakah mengatasi perpecahan," tanya Tito kepada Bung Karno.
"Indonesia tidak akan pecah, karena kami mewariskan ideologi perekat bangsa yang kuat, Pancasila," ujar Soekarno. Pancasila mempersatukan bangsa, tambah presiden pertama Republik Indonesia itu.
Tito kaget. Mungkinkah sebuah ideologi bisa merekatkan bangsa Indonesia yang terdiri atas ribuan suku dan bahasa?
Tito meragukan ucapan Bung Karno. Ia merasa, Yugoslavia yang kuat militernya lebih mampu menjaga persatuan bangsanya ketimbang Indonesia yang hanya mengandalkan ideologi Pancasila.
Baca Juga: Playoff Liga Champion Asia: Prediksi dan Link Streaming Bali United Melawan PSM Makassar