KISAH HIKMAH: Santri Disuruh Kyai Mencari Makhluk Paling Buruk di Muka Bumi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 04 Juni 2023 08:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pada suatu hari, seorang kyai sedang bersama seorang santrinya. "Carilah dan bawa ke hadapan saya, makhluk Allah yang paling buruk di muka bumi ini!" kata Kyai, menyuruh santri itu.
"Baik, Kyai. Saya akan mencarinya, dan saya akan bawa makhluk Allah yang paling buruk di dunia ini," jawab si santri.
Si santri lalu menjalankan instruksi sang kyai. Ia berjalan keluar, ke kampung-kampung, ke pasar, ke tempat-tempat keramaian lainnya, untuk mencari makhluk yang paling buruk di muka bumi ini.
Baca Juga: Taklukkan Man United di Final Piala FA, Man City Selangkah Lagi Menuju Treble Winner
Di tengah perjalanan dia menjumpai seseorang ahli maksiat, senang mabuk-mabukan, berjudi, dan berzina. Dia tidak pernah beribadah. Kesehariannya hanya untuk berbuat maksiat.
"Ini dia makhluk paling buruk di dunia ini," kata si santri.
Tapi si santri itu kembali merenung, "Apa iya dia makhluk paling buruk. Kalau suatu saat nanti Allah memberikan hidayah kepadanya, lalu dia benar-benar bertobat kepada Allah, dan menjadi orang baik sampai akhir hidupnya, kemudian dia meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah?"
"Sementara mungkin sekarang saya menjadi orang baik dan rajin ibadah kepada Allah dan tidak suka bermaksiat. Tetapi bluem tentu juga nanti saya meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah," pikir si santri.
"Kalau nanti saya meninggal dalam keadaan su'ul khatimah, naudzubillah mindzalik. Saya tidak lebih baik dari dirinya. Astaghfirullah!"
Lalu si santri kembali melakukan perjalanan. Di tengah perjalanan dia melihat seekor anjing dekil, kotor dan bau di pinggir got.
Seketika si santri itu berkata, "Nah, ini dia makhluk terburuk di muka bumi ini. Saking buruknya, Allah mengharamkan daging anjing bagi setiap muslim, dan menyentuhnya pun najis mughaladhoh, harus dicuci 7 kali. Bahkan malaikat Rahmat pun tidak mau memasuki sebuah rumah yang di dalamnya dipelihara seekor anjing."
Baca Juga: Begini Detik-detik KRI Teluk Hading 538 Terbakar di Sulawesi Selatan
Tapi si santri ini kembali merenung. "Apa iya anjing ini makhluk terburuk? Dia kan hanya seekor hewan yang tidak berakal, tidak diberi kewajiban dan tanggung jawab oleh Allah. Kalau dia mati, ya sudah habis perkara. Tidak ada pertanggung jawabannya di hadapan Allah SWT."
Sementara saya, kalau nanti menghadap Allah, akan dimintai pertanggung jawaban atas kehidupan saya di dunia. Semua akan dimintai pertanggung jawaban, dari ucapan dan tingkah laku. Bahkan yang ada di dalam hati akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah."
Lalu si santri ini pulang dan menemui gurunya. Dia berkata pada kyai, "Saya sudah menemukan makhluk terburuk di dunia ini."
"Mana? Hadapkan kepada saya makhluk paling buruk itu!" jawab sang kyai.
"Saya sudah keliling dan mutar-mutar mencari makhluk paling buruk di dunia ini. Tetapi saya tidak menemukan makhluk yang lebih buruk dari saya. Saya lah makhluk yang paling buruk itu, kyai."
Pak kyai itu lalu berkata, "Kamu lulus, nak! Dan kamu benar..."
"Orang yang selalu sibuk mencari keburukan dan kekurangan yang ada dalam dirinya, maka tidak ada waktu baginya untuk mencari kekurangan dan keburukan orang lain.
Dan orang yang selalu mencari keburukan dan kekurangan dirinya, maka dia tidak akan menemukan keburukan dan kekurangan orang lain."
"Mencari-cari keburukan dan kekurangan orang lain tidak akan menjadikan kamu lebih baik dari orang lain."
"Jangan selalu mengawasi gerak gerik dan keburukan orang lain, karena kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas keburukanmu, bukan keburukan orang lain."
"Jangan kau gunakan lisanmu untuk membicarakan keburukan dan kekurangan orang lain, karena kamu sendiri punya keburukan dan kekurangan juga."
"Kalau kamu melihat dan mengetahui aib seseorang maka kewajibanmu adalah menutupinya. Bukan lalu menceritakan kepada orang lain tentang aibnya."
"Apalagi kalau kamu hanya mendengar dari pembicaraan atau pemberitaan dari orang tentang aib orang lain, maka lebih wajib lagi kamu menutupinya. Maka berhentilah untuk mencari dan membicarakan keburukan-keburukan orang lain." ***