Delapan Doktrin Ideologi Radikal yang Perlu Diwaspadai
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 03 Juni 2023 12:20 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Doktrin ideologi radikal sudah ada sejak lama. Tak jarang ia menggunakan jargon-jargon agama untuk pembenarannya.
Doktrin ideologi radikal ini menjadi lebih berbahaya, karena orang awam sering tak bisa membandingkan mana dalil agama yang benar dan mana yang cuma diperalat untuk kepentingan politik dan ideologi tadi.
Inilah delapan doktrin ideologi radikal, sebagai berikut:
Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Absen Manggung di Jepang Setelah Terkonfirmasi Positif Covid 19
1) Al-hakimiyyah lillah, kedaulatan hanya milik Allah.
2) Takfirul hukkam wa ajhizahtud daulah, mengafirkan pemerintah dan aparatur negara.
3) Jahiliyyatul 'alam, meyakini dunia telah kembali pada kejahiliyahan seperti zaman awal Nabi SAW diutus
4) Al-wala' wal barra', meyakini kelompoknya harus dibela sedangkan kelompok lain harus dimusuhi dan diperangi
5) Darul harbi wal kufri, meyakini seluruh dunia adalah negeri kafir dan medan perang
6) Al-jihad fi sabilillah
7) Al-amru bil ma'ruf wan nahyu 'anil munkar
8) Iqamatul khilafah 'ala minhajin nubuwwah, menegakkan khilafah sebagai puncak agenda politiknya.
Kemudian masing-masing ideologi ini dilandasi dengan Al-Qur'an dan Hadits yang telah dikunci penafsirannya, atau the interpretation is locked, sehingga orang lain tidak dapat melawan tafsir itu.
Kalau ada orang yang berani nekat mengeluarkan tafsir yang berbeda, berarti ia dituduh melawan Al-Qur'an dan Hadits dan pantas dianggap sebagai musuh.
Hal ini tentu berbeda dengan tradisi keilmuan Ahlussunnah wal Jama'ah yang lebih terbuka dalam penafsiran ayat Al-Qur'an atau penjelasan syarah hadits, sehingga sangat membuka kemungkinan munculnya beragam interpretasi.
Ini sebagaimana kita baca dalam kitab-kitab tafsir dan syarah hadits Ahlussunnah wal Jama'ah, mulai yang ditulis di masa klasik hingga yang ditulis di masa kontemporer.