Jejak Pangeran Diponegoro Dalam Tahun Pengasingan dan Kematian
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 13 Agustus 2022 11:37 WIB
ORBITINDONESIA - Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Pangeran Diponegoro menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya sebagai orang buangan.
Setelah ditangkap pada 28 Maret 1830 oleh pasukan pimpinan Jenderal Hendrik Merkus de Kock, sekaligus mengakhiri kecamuk Perang Jawa (1825-1830) yang amat melelahkan pemerintah kolonial Belanda, Pangeran Diponegoro beserta sang istri, anak dan sejumlah pengikut setianya kemudian dibuang ke Manado.
Tiba pada akhir Mei 1830, rombongan Pangeran Diponegoro, putra sulung Sultan Hamengkubuwono III itu hanya menghabiskan masa di ibu kota Sulawesi Utara tersebut selama empat tahun.
Baca Juga: Piala AFF U16 2022: Timnas Indonesia Juara, Ini Daftar Pemenang dari Tahun ke Tahun
Tahun 1834, mereka kemudian dipindahkan ke Makassar. Selama 21 tahun berikutnya, sosok yang lahir dengan nama Bendara Raden Mas Antawirya tersebut menghabiskan hari-harinya di salah satu sudut penjara Benteng Fort Rotterdam.
Kelima anak yang setia mendampingi sang ayahanda kemudian menikah dengan sejumlah bangsawan dari sejumlah kerajaan yang waktu itu berdiri di Sulawesi Selatan, mulai dari Bone, Soppeng hingga Gowa.
Mereka kemudian beranak pinak, memadukan darah biru Ngayogyakarta Hadinigrat Seluruh anak bersama beberapa keturunan langsung turut dikebumikan di area sekitar makam Diponegoro.
Pada pagi hari, 8 Januari 1855, para petugas Belanda di Benteng Rotterdam dibangunkan dini hari dari tidur lelap mereka. Ketika itu terdengar berita kematian: Pangeran Diponegoro telah wafat sekitar pukul 06.30 WIB.
Baca Juga: Bongkar Praktik Perjudian Online, Polda Metro Jaya Giring Puluhan Orang ke Kantor Polisi