Surya Paloh Mengadu Pada Publik Bisnisnya Terganggu, Taktik Playing Victim
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 17 Mei 2023 16:20 WIB

Buat apa dia harus playing victim? Sudah enak dia ikut dengan perahu penguasa. Memang "menyerang" itu identik bagi yang lemah (dalam konteks ilmu politik). Yang kuat hanya defense atau melakukan counter attack.
Itu yang kini dilakukan Surya Paloh bersama Nasdem dan koalisi partainya. Satu-satunya alamat memohon ya kepada rakyat pemilih (publik). Surya sudah merasa tidak ditanggapi oleh Jokowi.
Tetapi Jokowi mengatakan hubungannya dengan Surya sebagai "biasa saja". Maka bisa dibedakan gaya dan reaksi mereka yang punya posisi kuat dengan yang posisinya lemah. Hal ini harusnya sudah dipahami Surya.
Terlebih Surya bukan anak kemarin sore dalam berpolitik. Tidak ada politik yang lurus-lurus saja, tidak ada dalam praktiknya politik yang idealis. Jika Surya menganggap harusnya berpolitik seperti itu, maka dia sangat naif.
Politik itu bersiasat berstrategi melakukan apapun dengan segala cara, tapi ingat dengan undang-undang yang mengaturnya. Sepanjang tidak melanggar konstitusi, maka diperbolehkan.
Seperti saya bilang, playing victim sebagai salah satu cara saja. Ada pula yang melakukan kampanye negatif (mengorek catatan negatif lawan). Atau bahkan menyebar hoaks berulang-ulang.
Harapannya, kebenaran adalah kebohongan yang diulang-ulang. Kini Surya sudah terjerumus oleh spekulasinya sendiri, melakukan manuver yang tanpa koordinasi atau komunikasi dengan "teman lamanya".
Sampai hari ini kan tidak terjawab, atau Surya hanya bungkam. Pertanyaan sederhana dari Jokowi, mengapa melakukan deklarasi Anies bacapres tanpa bicara dengan Jokowi ataupun partai koalisi pemerintah?