Tim Sukses Anies Ingin Pecah Suara Nasionalis dan Ulangi Strategi Pemenangan Pilkada DKI 2017
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 10 Mei 2023 12:30 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Tim sukses Anies Baswedan ingin memecah suara konstituen kubu nasionalis, agar bisa memenangkan Pilpres 2024, dengan mengulang strategi kemenangan Anies melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Demikian yang ditafsirkan dari brifing politik, yang beredar di medsos hari Senin-Selasa kemarin. Tim sukses Anies mengamati stagnan-nya elektabilitas Anies pasca deklarasi capres Ganjar Pranowo, dan ingin membuat terobosan.
Bila capres yang maju cuma tiga termasuk Anies, ada kemungkinan nyata bahwa Anies akan langsung terpental di Pilpres babak pertama. Ini karena elektabilitas Anies saat ini ada di bawah Ganjar dan Prabowo Subianto. Pertarungan di babak 2 adalah Ganjar vs Prabowo.
Baca Juga: SAH! Ekos Albar dari PAN Jadi Wakil Wali Kota Padang
Ganjar dan Prabowo adalah capres nasionalis. Suara konstituen nasionalis masih cukup besar di masing-masing capres itu, dan Anies terseok.
Namun, secara teoretis jika ada sosok ketiga dari kubu nasionalis dimunculkan, misalnya, Airlangga Hartarto sebagai capres dari Golkar (tentu Golkar harus berkoalisi juga dengan partai lain), Anies punya peluang.
Pasalnya, suara konstituen nasionalis akan terpecah tiga ke Ganjar, Prabowo dan Airlangga. Masing-masing akan kebagian suara kecil. Maka suara yang diraup Anies akan cukup besar untuk mengalahkan capres nasionalis.
Sehingga diharapkan Anies akan lolos ke babak kedua Pilpres 2024 sebagai dua besar. Di sinilah strategi pemenangan Pilkada DKI 2017 akan coba diulang.
Baca Juga: SEA Games 2023: Timnas Voli Putri Indonesia Takluk dari Thailand
Yakni, suara-suara konstituen dari capres yang kalah di babak pertama, sebut saja misalnya suara konstituen Prabowo, diharapkan akan pindah ke Anies pada babak kedua ini. Anies yakin akan menang di babak akhir, seperti saat dia mengalahkan Ahok di babak kedua Pilkada DKI 2017.
Untuk menuju ke sana, saat ini serangan pada Jokowi oleh tim sukses Anies semakin diintensifkan dengan penekanan: a) gagal menciptakan keadilan sosial; b) gagal membangun; c) penyalahgunaan kekuasaan; d) meluasnya KKN.
Serangan dilakukan melalui diseminasi hoaks pada grup-grup tertutup terlebih dahulu, sebelum di-blast ke medsos. Metode ini diharapkan menciptakan believers yang akan melipatgandakan hoaks yang sudah ada.***