DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Sama Pernah Ditindas Soeharto di Era Orde Baru, PDIP dan PPP Tak Bisa Dipisahkan

image
Pasca PPP dukung Ganjar Pranowo. Ada kedekatan PDIP dan PPP.

ORBITINDONESIA.COM - Setelah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memutuskan partainya mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, saya langsung mengira partai berikutnya yang bakal mendeklarasikan Ganjar adalah PPP.

Ikatan sejarah dua partai itu, PDIP dan PPP, meyakinkan saya. Ikatan sejarah dua partai itu, membuat dua partai itu sulit untuk berbeda arah.

Di masa Orde Baru, PDIP dan PPP itulah yang selalu dikambing hitamkan bahkan dijadikan korban dalam di setiap pemilu. Ya dua partai itulah yang selalu menjadi korban karena dilahirkan untuk dikalahkan.

Baca Juga: Fakta Polisi Achirudin Hasibuan Lindungi Anaknya Aniaya Ken Admiral, Ternyata Kasusnya Sempat Macet 4 Bulan

Bahkan jika terlihat ada kemungkinan salah satu dari dua partai itu akan menang, Orde Baru akan bergerak untuk membuat kisruh dari dalam. Tidak jarang tokoh-tokoh sentral dua partai itu ditumbalkan.

Rasa senasib sepenanggungan itulah yang membuat Megawati Soekarnoputri “memilih” Hamzah Haz, Ketua Umum PPP periode 1997 - 2008 sebagai Wakil Presiden. Ya, Megawati memang memilih Hamzah Haz. Karena menjelang pemilihan wakil presiden di gedung DPR/MPR, PDIP memberikan dukungannya kepada Hamzah Haz.

Tanpa dukungan itu, mustahil dia mengalahkan Akbar Tandjung dengan Partai Golkarnya serta Susilo Bambang Yudhoyono dengan frakti TNI/Polrinya. Maka lahirlah duet kepemimpinan Megawati - Hamzah Haz mulai 2001 - 2004.

Bagi Megawati, keberhasilannya menggandeng duet dengan PPP dalam kepemimpinan tertinggi negara seperti romantisme. Sepertinya Megawati termotivasi untuk mewujudkan kesuksesan Mega Bintang yang lahir pada tahun 1997.

Baca Juga: Webinar Satupena Akan Diskusikan Tai Chi, Jalan Cerdas Menangkal Pandemi dan Perang Nuklir

Mega Bintang merupakan jargon sebuah gerakan perlawanan terhadap otoritasi kepemimpinan Soeharto yang semakin menggila. Mega yang kepengurusan PDI-nya tidak diakui oleh Orde Baru pada waktu itu, memilih menjalin komunikasi erat dengan PPP yang memiliki logo bintang.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait