Jerome Polin Dihujat Netizen Lagi Bukan Kuuki Yomenai, Kali Ini Karena Joget Bareng Dua Dokter Koas UI
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 01 Maret 2023 12:16 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Jerome Polin lagi-lagi menjadi bahan perbincangan dan hujatan netizen di media sosial.
Sebelumnya Jerome Polin dihujat karena dianggap tidak sopan selama berada di Jepang, bahkan dia disebut Kuuki Yomenai yang dibenci WNI di Jepang.
Kali ini Jerome Polin dihujat karena memposting video joget bersama dua dokter koas dari Universitas Indonesia.
Baca Juga: Mengunjungi Istana Bung Hatta di Bukittinggi: Tokoh Minangkabau Teladan yang Sulit Ditiru
Saat itu Jerome memposting video joget bersama dua dokter koas yang populer di aplikasi Tiktok bernama Farhan Firmansyah dan Ekida Firmansyah.
Dalam video itu terlihat jika ketiganya menggunakan jas putih dokter.
Permasalahan yang memicu kritik netizen bukanlah soal Jerome joget bersama kedua dokter koas ini, melainkan karena caption yang ditulis oleh Jerome.
Pada postingan tersebut Jerome menulis “mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin.”
Caption ini ditanggapi netizen yang mengatakan Jerome, Farhan dan Ekida tidak punya kepekaan sosial.
Karena kalimat tersebut biasa diucapkan oleh seorang dokter yang berusaha menyelamatkan pasien namun tidak berhasil.
Netizen menganggap tidak seharusnya Jerome menggunakan kalimat itu untuk bahan candaan dan akan melukai perasaan keluarga pasien.
Karena itulah lewat akun Twitternya Jerome memohon maaf atas kesalahan yang dilakukannya.
"Halo, terkait permasalahan yang terjadi belakangan ini, aku mohon maaf ya jika ada yang tidak berkenan/menyinggung," tulis Jerome via akun Twitter resmi @JeromePolin.
Jerome juga mengucapkan terima kasihnya kepada netizen yang memberikan kritik dan saran yang membangun.
Di samping itu, Dekan FKUI, Prof. Dr. Ari Fahrial Syam memang mengatakan harusnya seorang dokter memiliki kepekaan tentang keselamatan pasien.
"Yang harus hati-hati adalah ketika kita menyampaikan suatu pernyataan yang menyatakan bahwa 'kami sudah memberikan upaya maksimal. Itu kan selalu di dalam practicenya di pelayanan kesehatan," kata Prof Ari.
Prof Ari juga mengatakan sedang mempelajari kasus ini dan kemungkinan akan memberikan teguran untuk kedua mahasiswanya.
"Ya kami sedang mempelajari kasusnya, ada SK Dekan tentang Tata Krama kehidupan kampus, termasuk di dalamnya terkait bagaimana civitas akademika bermedia sosial," terang dia.***
Dapatkan informasi terbaru lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.